ngobrol dengan Sang Pencipta. Lebih dari itu, berusaha meminta apapun pada-Nya dulu sebelum meminta sesuatu pada manusia.
Bertahun-tahun hidup, ada satu hal yang tampaknya harus lebih diasah dan dipelajari lagi, yaituTarget bulan puasa tahun ini, selain tentu saja menjaga semua panca indera berpuasa lebih baik, adalah belajar berkomunikasi lebih baik lagi dengan-Nya.
Caranya sederhana saja. Berusaha lebih bersyukur, mengoptimalkan segala kemampuan yang dianugerahkan-Nya padaku, dan kembali lagi ke usaha untuk belajar ngobrol lebih baik lagi.
1.
Soal bersyukur, sudah ditulis kemarin. Ditambah dasar yang memperkuatnya,yaitu:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS Ibrahim: 7).
Sering kepikiran, bahwa rejeki yang tak pernah putus, tak lebih karena syukur yang juga dilakukan secara terus menerus. Hanya saja manusia, khususnya aku, sering lupa bahwa rezeki tak cuma berupa sesuatu yang bisa dinilai dengan mata uang. Seringkali justru berupa hal-hal yang intangible. Hal-hal yang tak pernah bisa dihitung dengan angka.
2.
Terkait optimalisasi kemampuan. Anugerah darinya. Juga sebenarnya manisfestasi dari rasa syukur, kan. Semoga saja rencana menyelesaikan beberapa tulisan dan melengkapi beberapa berkas terkait administrasi mengajar, bisa terselesaikan di bulan yang mulia ini. Biar semakin berkah hasilnya.
Juga ada jadwal mengajar di bulan puasa, semoga saja bisa penuh waktunya, tidak bolong-bolong. Belajar lebih menguasai teknik mengajar lagi. Tentu saja menyesuaikan waktu dan kondisi. Rencana terkait bahan mengajar juga semoga bisa pelan-pelan terealisasi.
Selain itu, berharap menulis di kategori ramadan di kompasiana ini bisa dilakukan secara rutin dan komplit selama satu bulan penuh. Berbagi cerita seadanya sesuai tema. Walaupun agak berat dan serius. Tapi lagi-lagi atas nama belajar, tak pernah ada yang salah, kan?
3.
Ini nih bagian intinya. Belajar ngobrol dan meminta dengan-Nya, dengan lebih baik lagi. Manusia seringkali lupa memang, lebih mengandalkan manusia untuk segala hal apapun, bahkan meminta sesuatu. Padahal sudah sering dibaca tiap hari, minimal 17 kali saat sholat. Ayat 5 Al Fatihah:
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Tiap hari manusia membuat pernyataan. Nyaris tiap hari pula lupa akan makna pernyataannya sendiri. Aku ingin belajar memaknainya lebih baik lagi.
Sifat manusia yang bodoh, memang lebih sering mengandalkan orang lain. Lupa bahwa telah diminta untuk meminta pada-Nya yang utama, sebelum menjalankan ikhtiar. Aku paling tidak, ingin mengurangi kebodohanku yang satu itu. Sekuat dan sekuasa apapun manusia tetaplah makhluk yang fana, tak bakal selamanya di dunia.
Semoga saja semua target bisa tercapai dan bisa terus terpelihara, untuk bisa menjaga komunikasi dan menjaga harap serta pinta pada-Nya. Amiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H