Ini adalah film tentang kisah hidup:
dimana buku dihargai melebihi sebongkah emas
dimana motivasi ditumbuhkan dari sudut perpustakaan
dimana idealisme berakar dari ajaran leluhur
dimana hidup akan bernapas dari sudut kota terpadat
dimana cinta bersemi dari kesederhanaan sikap
bahwa belajar bisa dilakukan dari mana saja
dan bahwa menjadi keras kepala bukanlah sebuah kesalahan, melainkan keharusan.
...
Sistem yang curang akan terus terus menerus menghasilkan produk yang buruk pula, kecuali ada manusia yang berani menentang arus dengan pendirian yang kuat, yang punya keyakinan bahwa kejujuran adalah akar kuat dari bibit yang harus dipelihara. Agar nanti tumbuh menjulang dan mempunyai alelopati, agar gulma kejahatan bisa tertumpas mati.
Itulah inti cerita dari film 12th Fail. Â Film yang diangkat dari kisah nyata itu bercerita tentang Manoj Kumar Sharma, seorang anak lelaki miskin yang hidup di daerah Chumbal. Â Wilayah pelosok di negeri Hindustan. Â Â
Manoj idup di daerah yang sistemnya buruk, teramat buruk. Tempat dimana guru-guru di sekolah memberikan kunci jawaban saat ujian, biar murid-muridnya lulus. Â Sementara Walikotanya sibuk berbisnis, mencari uang dengan menghalalkan segala cara. Â Petugas keamanan yang diharap memberikan rasa tenang bagi warga, justru menghamba pada penguasa.
Walaupun demikian, ayahnya Manoj adalah lelaki yang teguh pendirian. Â Berprinsip bahwa kejujuran di atas segalanya. Â Kejujuran akan membawa kemenangan. Prinsip yang mengakibatkan beliau diberhentikan dari pekerjaannya, karena berani memprotes atasannya yang bertentangan dengan prinsipnya.
Terinspirasi oleh ayahnya, Manoj akhirnya menjadi satu-satunya murid yang berani mengikuti ujian tanpa mencontek. Â Keberanian yang mengakibatkan kelulusannya agak terlambat.
Satu sosok baru di lingkungannya, akhirnya semakin memperteguh keyakinan dan kejujuran Manoj. Â Inspektur Dushyant. Kepala kepolisian baru di kotanya, yang tegas dalam bertugas. Â Seorang pimpinan pengayom masyarakat dalam arti sesungguhnya. Â Polisi yang membantu dirinya dan saudaranya, saat terpaksa berurusan dengan petugas yang korup.
Polisi Dushyant yang meyakinkan dirinya untuk terus berusaha jujur. Â Ucapan dan teladan yang benar-benar dipedomani Manoj sampai akhirnya lulus sekolah dan akhirnya berangkat ke kota New Delhi untuk mengikuti ujian menjadi petugas polisi.
Dalam perjalananannya, Manoj dibantu seorang teman yang tak sengaja bertemu di sebuah kedai. Â Pandey, namanya. Â Kemudian juga bertemu Gauri, yang berbagi pengalamannya selama mengikuti seleksi pegawai. Juga bertemu Shradda, perempuan cantik yang tak sengaja bertemu saat mau mendaftar bimbingan belajar untuk tes pegawai.
Selanjutnya adalah kisah perjuangan Manoj mengikuti tahapan-tahapan seleksi yang bertahap dan berkali-kali. Â Mental Manoj yang tak kenal menyerah, prinsipnya juga adalah tak mau menerima kekalahan. Â Menyebabkan berapa kali pun jatuh dalam kegagalan. Â Tak membuatnya ambruk, justru semakin membuatnya bekerja dan belajar lebih keras. Walaupun batas ujian akhir hanyalah terbatas untuk beberapa kali.
Saat-saat Manoj bekerja keras menjadi janitor, berjam-jam bekerja sebagai penggiling tepung, tanpa menghentikan kegiatan belajarnya.  Juga kekeraskepalaannya untuk tetap menjaga kejujurannya, adalah nyawa dari film ini.
Dukungan dari semua kawan-kawan akrabnya, dukungan Shradda yang akhirnya menjadi kekasihnya, juga salahseorang pegawia panutannya Mohan yang pesimis dengan kondisinya. Â Justru akhirnya menempa mentalnya untuk terus berusaha maju, dan terus mengulanginya saat gagal dan terjatuh.
#Restart. Â Adalah satu kata yang menjadi tagar dan perwakilan kata untuk keseluruhan film ini. Â Terus mengulang saat jatuh,untuk kembali bangkit dan terus jalan mendaki sampai kepuncak. Kata yang juga dijadikan judul lagu tema film ini.
Film ini harus ditonton, bagi siapapun yang yakin bahwa kejujuran adalah idealisme yang harus dimiliki dalam diri seseorang yang ingin hidup tenang dalam sistem yang baik.
Vidhu Vinod Chopra, sekali lagi berhasil menjadi penulis dan produser yang brillian, setelah sebelumnya sukses dengan 3 Idiots dan PK. Â Bedanya di film ini, beliau terjun langsung menjadi sutradara. Â Penggambaran sebuah kampung yang terbelakang, kota yang padat dan penuh harapan serta rumah di pegunungan yang tenang, digambarkan dengan baik beserta karakter semua penghuninya.
5/5 untuk film ini. Â Sungguh. Â Begitulah penilaian jujur saya tentang film yang bertutur mengenai kejujuran yang agung dan indah. Â Percayalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H