Satu hal yang lupa saya perhatikan. Â Cara mengaduk semen. Â Dianggap mudah saja, ternyata mencampurkan semen, pasir, kerikil dan air sampai rata itu luar biasa menguras tenaga. Â Acak-acakan dan melelahkan. Â Apalagi bagi kuli dadakan seperti saya. Â Maka dari itu proses pengadukan itu dilewatkan saja, tak perlu diabadikan dalam bentuk foto. Â Kuli bangunan asli mungkin bisa menangis melihatnya. Â Menangis bukan karena terharu, tapi lebih karena malu.
Setelah berjuang sekuat tenaga. Â Akhirnya sebagian besar tanah berkerikil dan berpasir itupun berhasil tertutupi dengan adukan semen seada-adanya. Â Pelan-pelan, sedikit demi sedikit, untungnya tak membuat pinggang sakit.
Adukan pertama sudah selesai dan habis. Â Semen masih tersisa sepertiga, akhirnya saya putuskan untuk dituang saja dan diguyur air terus diaduk, tanpa pasir. Lalu dicantumkan lagi ke bagian yang tersisa. Â Sampai akhirnya terwujudlah brownies seperti gambar di atas.
Tak salah saya menempatkan kuli bangunan sebagai profesi yang saya kagumi setelah guru. Â Karena selalu kagum melihat bangunan yang bisa berdiri tegak dan rapi, kebayang bagaimana proses menyusun bata, menyemen, menyatukan semua unsur-unsur dan bahan-bahan hingga jadi sebuah bangunan utuh, rata pula. Â Hanya jenius saja yang bisa bikin sesabar begitu.
Sembari menyelesaikan pekerjaan menyemen, terbetik pikiran. Â Bahwa inilah pengejawantahan idiom "in your shoes". Â Bahwa hanya dengan mengerjakan sesuatu hal yang orang lain kerjakan, seringkali baru kita mengetahui bahwa yang kita anggap sepele dan mudah, ternyata tak sesederhana itu. Â
Seringkali mudah mulut berucap bahwa "Ah, gitu aja sih mudah", padahal nyatanya susah. Â Sering menganggap murah hasil kerja orang lain, padahal jika diri sendiri mengerjakan, susahnya bukan main-itu juga kalau kepikiran ingin mengerjakannya sendiri. Â Apalagi kalau dipikir-pikir upah sering tak sepadan dengan lelah.
Sepertinya, walau belum selesai semuanya. Â Pekerjaan pagi ini cukup disudahi sampai di sini. Â Sampai jumpa lain di waktu dan pekerjaan yang berbeda. Â Sekali lagi, salut untuk para kuli bangunan yang bekerja dengan baik di manapun. Banzai!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H