Menurut KBBI, distraksi mempunya dua pengertian. Â Pertama adalah hal yang mengalihkan perhatian, yang kedua maknanya adalah tindakan untuk mengalihkan perhatian. Intinya pengalihan fokus dari hal utama yang sebenarnya dihadapi.
Maknanya bisa positif, bisa pula negatif. Tergantung dari sudut pandang dan momennya.
Misal, distraksi positif diperlukan oleh dokter gigi, untuk mengalihkan rasa sakit dan utamanya ketakutan pasiennya terhadap pernak pernik dentist. Saya suka kagum dengan inovasi pada dokter gigi yang bisa mengalihkan perhatian pasiennya sehingga proses perawatan gigi bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Tak cuma dokter gigi, tentu saja. Dokter umum pun harus pandai mengalihkan perhatian pasiennya terhadap rasa takut atau trauma terhadap suasana medis. Â Ada beberapa orang yang mempunyai phobia atau ketakutan yang tak terdefinisi terhadap dokter dan unit kesehatan. Â Biasanya yang paling umum, takut terhadap jarum suntik. Â Salut terhadap para ahli medis yang bisa menenangkan pasiennya dan memberi pengertian bahwa perawatan medis adalah hal yang biasa dan tak perlu dihadapi dengan ketakutan yang berlebihan.
Sedang distraksi negatif.  Adalah pengalihan perhatian dari fokus utama.  Banyak contoh distraksi negatif ini.  Semisal lagi dikejar deadline alias tenggat waktu laporan yang harus segera disampaikan. Malah terdistraksi dengan hal-hal yang menarik di internet,  seperti tawaran barang yang menarik di toko online.  Atau update sosial media yang lagi hits. Atau justru hal-hal sederhana seperti gigitan nyamuk yang mengganggu konsentrasi.
Mengatasi distraksi, sebenarnya tipsnya sederhana: fokus.
Fokus terhadap hal-hal yang dianggap mengganggu fokus utama yang sedang dikerjakan dan perlu segera diselesaikan. Â Caranya tentu saja dengan latihan. Tak ada cara lain selain berlatih. Â Memang tak mudah. Â Tapi itulah cara satu-satunya agar pikiran tetap bisa tenang dan fokus pada tujuan utama.
Semisal saya sekarang, sedang dalam proses mengasah fokus untuk mengejar tenggat waktu pekerjaan yang sedang ditunggu untuk disubmit hari ini. Â Tapi apa daya, distraksi godaan untuk menulis di Kompasiana harus segera dipenuhi secepatnya. Â Agar kembali fokus mengerjakan tugas.
Namanya juga sedang belajar. Â Harap maklum. Â :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H