Jogja, HUT RI 2009.
Daerah barat kota itu sedang penuh semilir angin, sementara ada keriuhan di sana sini, seluruh kota sedang riuh menikmati kenduri tahunan, atas nama kemerdekaan negara, atas nama pesta yang entah punya siapa. Â Begitu pun gadis itu, sedang senang karena merayakan cinta yang dinikmatinya dalam bentuk ikatan, sebuah rencana yang tersusun sebentar lagi, sangat sebentar. Â Semua keresahannya dituliskannya dalam blog pribadinya. Â Sampai ada seseorang yang rajin menuliskan komentar di postingannya, seseorang yang tanpa disadarinya akan menjalin kisah di waktu yang tak pernah diduganya.
Jauh dari arah timur kota itu, seorang pemuda sedang bimbang menentukan pilihannya, tentang tempat dia akan belajar lagi beberapa tahun ke depan, menimbang-nimbang untuk berguru di kota paling timur, ataukah mendekat ke tengah pulau. Â Jarinya malah ringan membalas komentar di blog pribadinya, tanpa sadar bahwa ada seseorang yang meninggalkan jejak komentar di sana, adalah seseorang yang membuat hari-harinya menjadi lapang di beberapa tahun mendatang.
--
Purna Budaya, Hari Pos Sedunia, 2010
Adalah pesta blogger yang diadakan di kota tua itu, dengan berbagai acara beberapa pekan sebelumnya, sampai puncak acaranya dirayakan sepanjang malam. Â Kumpulan berbagai komunitas atas nama blog pun menegaskan dirinya di sudut-sudut aula yang cukup luas. Â Pemuda di timur kota itu rupanya telah menentukan putusan untuk nekat belajar di sana, dan ikut sibuk memeriahkan kegiatan yang tak ada sangkut pautnya dengan kuliahnya. Â Malam yang riuh, menyerupai saat setahun silam..
Beberapa waktu acara berjalan, ada seorang gadis yang diam-diam datang memasuki ruangan, berkeliling sebelum akhirnya memutuskan untuk menuntaskan keinginan, mengenal sosok yang sering meninggalkan komentar di blognya nyaris tanpa jeda. Â Telapak tangan pun bertaut, sang gadis dengan raut ingin tahu, sementara si pemuda lebih sering menunduk tak berani menatap lawan bicaranya.
"Hey, kamu Aksara, kan?" Â Begitu, telapak tangan terulur, yang dipanggil menatap setengah ragu dan setengahnya lagi tak percaya diri.
"Hehe iya, dan kamu? .."
"Rindu.." Â Katanya sambil sedikit tersipu, entah kenapa harus begitu..
Begitulah pertemuan singkat, yang terekam memori mereka, tak ada satu pun yang mengingat detil pertemuan mereka, dormant di pikiran mereka, dan tak pernah terpikirkan bahwa itu bukanlah pertemuan terakhir antara mereka..
--
Kota Tua, Hari Hangeul, 13 tahun kemudian ..