.. beberapa kali entah kau lontarkan kalimat pertanyaan yang sama "kenapa kita baru bertemu sekarang?', kalimat yang kamu sampaikan pelan sambil menerawang.
beberapa kali pula aku jawab bahwa.. "mungkin waktu memberi jeda untuk aku memantaskan diri untuk kamu.."
kamu yang tak henti memperhatikan saat aku bercerita dengan mata berbinar, seakan tak berkedip, seakan-akan aku bercerita ulang tentang petualangan mahsyur di negeri-negeri yang jauh dan berbahaya. Padahal nyatanya tidak, aku cuma berkisan tentang keseharianku, kadang tentang masa kecilku, tentang kampung halamanku, tentang orang-orang baik di sekelilingku.
dan perhatianmu tentang detil cerita yang aku kisahkan ulang padamu, menjadikan aku seakan-akan orang yang paling hebat di muka bumi ini, seakan-akan aku orang paling berharga yang layak menyandang predikat manusia terbaik di planet ini, dan selalu saja kau berkata "kamu memang sehebat itu", ujarmu dengan tatapan tulus.
mungkin benar kata seseorang bahwa, kita akan terasa hebat saat bertemu dengan orang yang tepat, dan aku merasa itulah nyatanyam bertemu dengan kamu yang juga menatapku tak percaya saat aku katakan bahwa apa-apa tentangmu selalu berhasil menerbitkan kekaguman yang apa adanya, tak mengada-ada, kalau sudah begitu kadang wajahmu menunduk lalu berucap.. "aku sebenarnya takut kau sanjung tinggi-tinggi, takut jatuh setelah melambung dan sakit setelah menerpa permukaan bumi.."
aku hanya menenangkanmu dan berucap singkat "aku yang akan menyambutmu duluan sebelum jatuh, aku tak pernah ingin sakit datang menerpamu..". Parasmu pun berubah tenang, dan pelan-pelan menyambut peluk yang tak bosan-bosan jatuh untukmu ..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H