Mohon tunggu...
R. Syarani
R. Syarani Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Auriga yang Kuingat

19 Juli 2023   22:21 Diperbarui: 19 Juli 2023   22:51 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: indotrends.pikiran-rakyat.com

Angin yang mendiamkanmu di belakang, dan turus-turus imperata yang kau aromanya kau hirup dalam-dalam, seakan-akan lapang alam adalah duniamu sore itu, cahaya emas menyiram jalanan yang kau mohon untuk pelan-pelan saja melintasinya, lekat sekali lagi matamu memohon.

Kelok telah tak terhitung, dan malam telah tenggelam ke utara, ke tengah persawahan dimana hidupmu lama berlangsung, dari larik-larik ceritamu yang tak pernah lenyap sepenuhnya dari detik di saat auriga sedang di titik kulminasinya.

Auriga yang memancar dari anggukan terimakasihmu, di tikungan, saat aku pamit berlalu.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun