Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adab, Beradab dan Biadab

23 Juni 2023   20:21 Diperbarui: 23 Juni 2023   20:27 1951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian adab menurut KBBI adalah kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak: Singkatnya hal-hal yang terkait sopan santun terhadap apapun di sekeliling manusia dalam kesehariannya.  

Jadi ingat ajaran orangtua dulu terkait adab, saat duduk di ruangan yang sama, orang yang lebih muda diharuskan duduk  di posisi lebih rendah dibanding orang yang lebih tua.  Paling tidak duduk sejajar, rasanya sangat tak sopan jika di suatu tempat kita yang lebih muda duduk di atas kursi sementara yang lebih tua duduk di lantai misalnya. 

Adab tak mengenal jabatan ataupun kehebatan seseorang dalam hal ilmu, apalagi ada pepatah arab mengatakan "al adabu fauqol 'ilmi" yang artinya adab itu lebih tinggi dari pada ilmu. Jika manusia hanya mengandalkan ilmu tanpa adanya adab, sepertinya iblis lebih melebihi manusia. Hal tersebut dikarenakan iblis diberikan keistimewaan oleh Allah SWT lebih pintar dari pada manusia.

Banyak hal-hal sederhana yang mungkin terkesan remeh temeh, padahal hal tersebut menunjukkan beradab atau tidaknya seseorang di kehidupan. Misal di kampung saya, panggilan untuk orang tua dan kawan sepantaran dibedakan, budaya yang menjunjung tinggi adab.   Adalah kasar jika menggunakan panggilan: "aku-ikam" atau artinya aku-kamu untuk orang yang lebih tua.  Kata panggilan yang sopan adalah "ulun-pian" sebagai kata ganti "saya-kamu" untuk orang yang lebih tua dan dihormati.

Bukan berarti orang yang lebih tua minta dihormati, tapi kewajiban yang lebih muda untuk belajar lebih santun terhadap orang yang lebih tua. Bahkan saat dipanggil orangtua pun, dibiasakan untuk menjawab dengan nada yang lebih rendah, kalau di Banjar biasanya kalau dipanggil orangtua, menjawab dengan kata singkat: "pun.."

Sesederhana itu orang-orang tua dulu mengajarkan adab dengan anak-anaknya. Sesederhana saat harus menundukkan badan dan bilang permisi saat lewat di depan orang tua atau orang yang lebih tua..

Kadangkala memang, saat manusia merasa posisinya lebih tinggi dari manusia di sekitarnya, tak peduli dengan siapapun, bahkan orang yang lebih tua daripadanya, jadi lupa dengan adab.  

Sebagai contoh, beberapa kali menemui anak muda yang karirnya bagus dan menduduki sebuah jabatan cukup tinggi di sebuah institusi, untuk kemudian berlaku kurang sopan dengan stafnya, yang padahal usianya lebih tua darinya.  Terkadang merasa yang paling benar dan patut dihormati dan perintahnya harus selalu diiyakan, disetujui, dipatuhi, lalu telinga tertutup dari saran dan kritik orang lain.

Padahal manusia sejatinya di masyarakat seringkali hanya dinilai dari adabnya, terlepas dari embel-embel dunia yang melekat di kesehariannya.

Bahkan dasar negara kita sendiri menyatakan tentang adab ini dalam salah satu sila: kemanusiaan yang adil dan beradab.  Bangsa ini bisa mewujudkan peradaban yang baik jika penduduknya pun menjunjung tinggi adab di atas segalanya.  Sepertinya memang lebih menyenangkan disebut beradab daripada biadab, kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun