Film ini direkomendasikan di saluran Netflix, makanya saya tonton. Â Sepertinya menarik kalau sudah masuk jajaran rekomendasi. Pemain-pemain film ini pun sepertinya tidak begitu saya kenal, tidak dikenal sama sekali malahan, sesuai judulnya : Nobody, just like nobody at all, sekilas seperti itu. Â tetapi tidak setelah fikm mulai diputar.
Intronya saja sudah menggelitik, seorang lelaki separo baya dengan darah di wajah, di hadapi oleh dua orang yangs epertinya petugas keamanan, tak begitu acuh dan entah menjawab apa setelah ditanya identitasnya, setelah beberapa detik sebelumnya malah fokus memberikan makanan kaleng untuk kucing lucu berwarna abu-abu, dengan tangan terborgol.
Adegan kemudian melompat ke kehidupen lelaki tersebut, kehidupan yang monoton, pagi yang dimulai dengan berlari, kemudian pulang dan telat mengantarkan bak sampah besar ke mobil pengangkut, lalu ke kantor bekerja seperti orang kebanyakan, kemudian pulang dan bertemu dengan isteri dan sepasang anaknya, lalu tidur tanpa aktivitas apa-apa dengan istrinya.
Sampai tiba-tiba sepasang perampok tiba-tiba menyambangi rumah mereka, perampok karbitan, pemula, tak profesional, gugup dan sembrono, walau membawa pistol, kepala salah satunya nyaris dikepruk Hutch dengan stik golf, sementara putranya nyaris menghajar yang satunya lagi.  Tapi anehnya dia melarang putranya menghajar perampok tersebut, yang berujung pada kekecewaan putranya karena sebenarnya bisa saja perampok pemula itu dikalahkan.
Lalu adegan lelaki yang bernama Hutch Mansell itu tidur di sofa, ditemani putrinya yang juga tak bisa tidur, semua tampak biasa-biasa saja, selain muka cemberut anak lelakinya yang masih tidak bisa terima karena dilarang menghajar perampok, belakangan hal itu akan terjelaskan alasannya.
Putrinya bilang saatnya punya kucing,dan kemudian teringat akan kalung untuk kucing yang diduga. terbawa oleh perampok yang tergesa-gesa saat mengambil uang yang ada di mangkok besar yang ada di atas meja. Hutch naik pitam, dan bersiap-siap mencari perampok yang mengambil jam tangan dan kalung kucing tersebut.
Itulah awal keseruan dari film ini, ketemu perampok, mengambil jam tangannya, sampai tak sengaja bertemu sekelompok pemuda mabuk yang ingin berbuat onar di dalam bis yang ditumpanginya sampai-sampai berujung pada perkelahian. Â Satu perkelahian yang memicu perkelahian lainnya. Â Berdarah-darah tentu saja, sebagian adegannya membuat ngilu.
Hutch, pekerja biasa itu juga seringkali berbincang akrab dengan seseorang, mungkin dengan kawannya di radio transmisi jadul yang ada di rak lemari kantornya sembari memutar piringan hitam, juga rajin menjenguk ayahnya yang hobinya nonton televisi di panti werdha.
Sekali lagi sesuai judulnya, seseorang yang terlihat biasa-biasa saja, bahkan bisa dibilang nobody alias bukan siapa-siapa, seringkali justru adalah seseorang yang jauh dari sekedar orang biasa, itulah sekilas kesimpulan yang bisa diambil dari film ini. Â Jangan mudah menyimpulkan seseorang berdasarkan penampilannya sekilas dan kesehariannya, siapa tahu orang yang kita anggap remeh justru adalah seseorang yang tak pernah terbayangkan sama sekali.
Banyak kejutan di dalam film ini, dari intro yang slow dan biasa saja lalu pelan-pelan jadi menjadi luar biasa.  Alurnya rapi, unik dan sangat tidak biasa, ketegangan demi ketegangan terus berlanjut dan memuncak, sampai nanti berakhir dengan ... ah tonton sendiri saja deh, pasti tak rugi menikmatinya.  Jangan lupa nanti tonton bonus scene di akhir film dan sambungan kata yang terpotong diucapkan Hutch di awal adegan film.