Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Pohon Mahoni Ditebang?

16 Desember 2022   10:52 Diperbarui: 16 Desember 2022   11:14 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore hari kemarin, saat melewati ruas jalan menuju rumah, saya melihat pemandangan yang mencurigakan, sekitar empat orang berkerumun di depan sebuah ruko, dekat sebatang pohon Mahoni yang tinggi dan rindang. Ada niat tidak baik sepertinya.

Dan benar saja, keesokan paginya di pinggir jalan di depan ruko itu ada tumpukan potongan batang pohon mahoni yang ditebang.  Saya langsung patah hati melihatnya.  Ini sudah kejadian yang ke sekian kali, setiap kali ada pembangunan ruko, seakan pemiliknya gatal ingin menebang pohon yang ada di depannya.

Padahal mahoni yang tumbuh sudah sekian tahun itu, posisinya di sudut halaman dan sama sekali tak mengganggu seandainya ada kendaraan keluar masuk ataupun kabel-kabel telekomunikasi yang melewatinya.  Entah sudah ada ijin dari dinas terkait terkait pohon peneduh itu entahlah.

Apalagi pohon bernama latin keren Swietenia mahagoni itu selain peneduh dari mentari yang terik, juga mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga biasa disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara yang bagus.  Pasti tak pernah terpikirkan juga bagaimana pohon itu ditanam hingga bisa tumbuh setinggi dan serindang itu.

Di sepanjang ruas jalan R.O. Ulin itu ada 54 batang mahoni di sisi barat dan 10 pohon lagi di sisi timur jalan.  Saya hitung itu yang ditebang adalah pohon di deret ke 31.  Bayangkan satu dari 64 pohon yang ditebang tanpa memperhitungkan berapa banyak oksigen segar yang dia hasilkan di siang hari, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menumbuhkan sampai diameternya sekitar 50 cm itu.

Padahal satu hal yang selalu bikin bangga dari kota Banjarbaru ini adalah banyaknya pohon yang dirawat di sekujur tubuh kota, sehingga lebih teduh dan sejuk, bahkan di siang saat matahari seterik apapun, tapi melihat ada yang tak sampai mikir fungsi pohon itu jadinya bikin kesal juga.

Apalagi nanti misal ada pelanggan yang menunggu kepanasan di parkiran, tak terbayangkan kesalnya. Semoga lain waktu ada aturan yang lebih tegas terkait ijin penebangan pohon peneduh di pinggir jalan, kalaupun ada alasan dahan dan rantingnya membahayakan orang yang lewat, itu terlampau berlebihan karena pohon peneduh biasanya relatif kuat dan daunnya pun tak gampang rontok.  Kalaupun dianggap mengganggu ya rajin-rajin saja membantu memotong dahan yang mungkin terlihat rapuh.  Bukannya malah menebang pohonnya.

Duh, kenapa sih pohon mahoni harus ditebang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun