Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makanan yang Terasa Aneh Selama di Perjalanan

8 Desember 2022   08:33 Diperbarui: 8 Desember 2022   08:43 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maksudnya aneh di sini adalah tak biasa saja di mata saya, baik cara penyajiannya maupun bentuknya, walaupun ternyata rasanya ternyata enak.  Ini adalah beberapa makanan yang termasuk baru saya tahu setelah bisa jalan-jalan ke cukup banyak tempat.

Bakso Lontong

Tak sengaja makan ini sewaktu ditraktir seorang kawan di Surabaya, membayangkannya saya merasa aneh sendiri, bakso campur lontong itu kok ya paduan yang terasa janggal.  Maklum biasa makan lontong itu kalau sama sate atau pakai semacam kuah kari untuk sarapan.

Pas dicoba eh  ternyata enak juga, kebetulan warung tempat makan itu bumbunya juga terasa pas, padahal cuma bakso kuah pakai lontong, iya sesederhana itu ternyata.

Mie Ayam pakai Lontong

Kalau paduan makanan ini ketemunya di Jember.  Sebenarnya sih cukup mie ayam bakso campur ceker sudah cukup.  Tapi mata saya menangkap ada bungkusan semacam lemper tapi ukurannya lebih panjang yang tersedia di meja, saat bertanya sama yang jual katanya itu lontong.

Wah tak begitu jauh beda sama bakso lontong, cuma kalau di situ sesuai namanya hukumnya wajib pakai lontong, kalau di mie ayam ini cuma sunnah saja, makanya saya memilih tak pakai lontong, selain saat itu sudah cukup kenyang, otak masih tak mau menerima kombo makanan ganjil tersebut.

Sambal Manggurak

Ini tempat makan dekat rumah, konsepnya sederhana tapi menarik yaitu sambal yang diletakkan di atas cobek panas. Manggurak artinya mendidih dalam bahasa Banjar, sambal terasi yang masih mendidih sedikit meletup-letup dan berasap itu disajikan ke atas meja dengan lauk yang sudah dipilih, aneh tapi juga bikin penasaran.

Untungnya rasa sambalnya pas, tidak begitu pedas, mungkin bisa rekues pedas juga saya lupa.  Lauknya terserah bisa ayam bisa ikan.  Katanya itu konsepnya mirip dengan Sambal Gami kalau, tapi tak sempat membuktikannya sendiri.

Gelato Kemangi

Tempo gelato adalah tempat makan es krim kesukaan saat di Jogja, varian yang menarik untuk dicoba adalah rasa kemangi.  Bagi yang suka daun kemangi pasti bakal menyukainya.

Pertama saya melihat varian ini, cukup bikin kening berkerut, apa-apaan pula itu es krim rasa daun lalapan.  Setelah penasaran dan akhirnya mencobanya, eh malah ketagihan.  Varian ini pasti saya pilih saat berkesempatan ke situ lagi.

Walang Goreng

Saya lupa pernah bercerita tentang ini apa tidak, tapi makanan khas daerah Gunung Kidul Jogja ini memang sedari lama bikin penasaran.  Belalang goreng bukankah sebuah snack yang menarik.  Akhirnya berkesempatan pula membeli dan memakannya.

Rasanya mirip keripik, renyah dan sedikit berminyak.  Saya cukup suka cuma tak bisa memakan bagian kakinya yang ada durinya, rasanya bikin gatal tenggorokan.  Cemilan ini banyak dijual di sepanjang. tepi jalan ke arah Wonosari. Biasanya dijual tandem sama ungkrung goreng yang juga bikin penasaran tapi belum sempat beli.

Kipo

Ini juga makanan khas Kotagede, Jogja katanya.  Berburu kue ini gara-gara cerita teman, ternyata kipo itu mirip sama kue jengger ayam kalau di tempat saya, bentuknya memang mirip jengger ayam cuma lebih kecil, warnanya hijau dan isinya adalah kelapa campur gula merah, kulitnya sendiri terasa dari ketan dan tepung beras.

Adanya cuma di pasar Kotagede, dan harus pagi-pagi mencarinya, soalnya konon sudah cukup langka yang jualan kue ini.

Kerupuk Basah

Mungkin mirip seblak, tapi bukan.  Makanan ini ketemunya saat ada kerjaan di Putussibau, Kalimantan Barat.  Jadi semacam adonan kerupuk yang sudah berbentuk pipa alias bulat panjang, terus dikukus.  Bedanya kalau kerupuk hasil kukusan itu dijemur dan dikeringkan sebelum digoreng, tapi sesuai namanya hasil kukusan itu langsung dipotong-potong dan pakai saus kacang.

Rasanya tentu saja enak, gurih manis dan sedikit kenyal.  Karena teksturnya cukup padat, makanan ini cukup mengenyangkan.

Dauh Poh-pohan

Ternyata daun dengan nama unik itu sudah terkenal lama, tapi asli baru melihatnya saat salahsatu anggota keluarga di Bogor dengan antengnya, makan nasi dan lauk sambil melahap sepiring dedaunan yang belum pernah saya lihat.

Daun poh-pohan katanya, saya pun tentu saja langsung mencobanya. Ternyata daunnya enak, crunchy dan ada sedikit rasa pedasnya, sedikit mirip sama daun kenikir rasanya.  Saya baru tahu kalau daun dengan nama latin Pilea melastomoides itu tinggi kalsiumnya, keren sekali ternyata.

/

Sepertinya itu dulu daftar makanan yang teringat saat ini dan menurut saya awalnya aneh tapi ternyata enak juga saat dicoba, masih ada beberapa daftar makanan yang membuat saya penasaran sejak dulu, misalnya tanah goreng.  Semoga nanti bisa mencobanya suatu saat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun