Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Jogja Itu Tak Sebatas Malioboro dan Kota dalam Ringroad

22 November 2022   18:14 Diperbarui: 22 November 2022   18:31 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari travel.kompas.com

Ada beberapa orang yang bilang kalau Jogja tak seperti dulu lagi, macet, rawan kriminal, dan segala pendapat negatif lainnya.  Itu tak ada salahnya, walaupun tak bisa juga dibenarkan.  Apalagi bagi orang yang cuma menghampiri Jogja tak sampai seminggu dan lebih banyak muter-muter dalam kota saja.

Gini lho ya, Jogja itu lengkapnya adalah D.I Yogyakarta, sebuah provinsi yang berbatasan dengan Jawa Tengah, tapi sering disambiguasi dengan Kota Yogyakarta yang sebenarnya adalah Pemerintah Kota yang menjadi bagian dari Pemprov D.I. Yogyakarta.  Walaupun mungkin yang jalan-jalan muter-muter Kota Jogja sering tak sadar bahwa seringkali mereka sudah menyeberang ke Kabupaten Sleman

Ada 4 Kabupaten lain selain Kota Yogyakarta, yaitu Sleman, Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Selain itu sangat jarang yang mengerti bahwa yang sering dibilang Kota Jogja itu sepertinya adalah wilayah yang ada di dalam ring road.  Sedikit pula yang tahu bahwa dalam ringroad itu sebenarnya perpotongan dan perbatasan dari Kota Yogkayarta dan Kabupaten Bantul dan Sleman.

Makanya kalau liburan cobalah tak cuma muter-muter sekitar ruas Jl. Malioboro saja, jalan yang memang sekarang agak berubah karena tak bakal lagi ada para pedagang kaki lima di sepanjang trotoar seperti di lirik lagunya Kla Project, mereka sekarang direlokasi ke sudut yang bernama Teras Malioboro, walau lebih rapi tapi itu memang menghilangkan jejak khas ruas jalan lejen itu.

Akhir pekan Jogja memang dipenuhi oleh para tamu dari seluruh penjuru Indonesia, dan terkadang ada yang tak mengenal kalimat di mana langit dijunjung di situ bumi dipijak, ada yang masih terbawa kelakuan memainkan klakson dan mencari celah untuk buru-buru ke depan barisan saat di lampu merah.  

Seakan-akan itu mewakili kondisi terkini warga Jogja yang padahal masih selow dan jauh dari emosi. Kecuali kadang sedikit mangkel dengan kelakuan beberapa tamu yang sering mengeluhkan macet, padahal kadang mereka yang mengeluh itulah penyebabnya.

Coba saat bertandang ke Jogja sambil lihat peta, jalan-jalanlah keluar ringroad, pasti pernah lewat Mangunan, atau ke Selatan yang banyak pantainya berderet-deret, atau ke arah utara ke pelosok Sleman, atau jalan-jalan ke candi-candi gratisan di timur ringroad.  

Sesekali coba juga turun dari mobil, lalu naik sepeda motor atau sepeda.  Interaksi dengan penduduk setempat di Samigaluh yang ada beberapa air terjun Sidoharjo gratisan, atau ke daerah tanjakan Cinomati, yang nanti di ujung jalan akan ketemu warga yang jualan jus mangga seharga seribu dan gorengan limaratusan.

Atau pas akhir pekan naik sepeda ke utara, ke warung Ijo Pakem, di mana di sana para pesepeda biasa ngumpul, makan kue dan pisang rebus sambil asik ngobrol tanpa membanding-bandingkan merk dan harga sepeda dengan jumawa.  Kalau misal masih kuat bisa terus menanjak ke Kaliurang, mampir di warung Mbak Gin yang pecelnya enak.

Banyak hal-hal yang menarik di Jogja, yang sejatinya adalah provinsi yang luasnya  sekitar 3.185,80 km2, tak cuma sebatas wilayah dalam lingkaran jalan ringroad yang panjangnya cuma sekitar 40km itu saja.  Coba sesekali tinggal di sana paling tidak seminggu, sebulan atau setahun, jika ingin benar-benar tahu seperti apa aura Daerah Istimewa Yogyakarta itu sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun