Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ingatan yang Luber Saat ke Jember

19 November 2022   13:44 Diperbarui: 19 November 2022   13:53 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rumah tua dekat penginapan | dokpri

Mengunjungi semua daerah di Indonesia ini bagi saya adalah sebuah mimpi yang seperti tak bakal selesai, makanya tiap ada kesempatan untuk mendatangi sebuah tempat yang belum pernah dijelajahi sebelumnya, selalu terasa menyenangkan.

Kebetulan pada awal Februari dua tahun silam mendapatkan kesempatan untuk jalan-jalan ke sebuah kabupaten yang lebih dikenal masyarakat karena merupakan asal muasal seorang penyanyi bernama Anang.  Padahal banyak hal yang menarik di kota yang relatif tenang itu.

Memang karena lokasinya yang berada di tengah-tengah lintasan transportasi antar provinsi, menjadikan banyak orang yang tidak ngeh akan posisi Kabupaten ini.  "Orang lebih mengenal Banyuwangi ketimbang Jember" Kata penduduk setempat.  Iya Kabupaten tetangga itu memang lebih terkenal sejak dulu karena Kawah Ijen, Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang ke Pulau Bali dan tentu saja juga terkenal terkait urusan santet.

Jember sendiri sepertinya lebih terkenal sebagai penghasil tembakau dan even JFC alias Jember Fashion Carnival yang merupakan acara tahunan di ibukota kabupaten tersebut.

Saya sendiri akhirnya mendarat di bandar udara Noto Hadinegoro yang namanya diambil dari nama Bupati Pertama di sana, setelah transit di bandara Juanda.  Pada saat ke sana di tahun 2020, penerbangan rute Surabaya-Jember hanya ada dua kali dalam sehari.  Sekali kedatangan dan sekali keberangkatan.  Itu pun menggunakan pesawat baling-baling punya Wing.

Bandara di Jember yang cukup kecil itu kalau tidak salah dikelola oleh Dinas Perhubungan setempat.  Bandara sekecil itu mengingatkan saya akan bandara di Putussibau, Kalimantan Barat yang juga hanya bisa disinggahi pesawat berbaling-baling.  Penduduk bisa langsung melihat ke arah landasan udara dari jalan di samping bandara.  Karenanya sepertinya saat pesawat mendarat menjadi hiburan tersendiri bagi anak-anak sekolah di sekitar situ.

anak-anak di luar pagar menonton pesawat mendarat | dokpri.
anak-anak di luar pagar menonton pesawat mendarat | dokpri.

Bagian yang menarik dari pusat kota Jember adalah bangunan-bangunan tua yang masih bertahan, seakan-akan waktu terhenti di sana.  Bahkan toko kaset lama yang pernah menjadi tempat main seorang kawan di masa lalu juga masih ada, walau tentu saja jualannya sudah tutup.  Berjalan-jalan di sekitar pasar juga menarik jika ingin merasakan suasana kota kecil di kabupaten.  Kota yang relatif tenang dan hening, dengan aktivitas yang sepertinya tak tergerus oleh jaman.

sisa-sisa kejayaan sebuah toko kaset | dokpri
sisa-sisa kejayaan sebuah toko kaset | dokpri

Selain itu alun-alun yang cukup luas di tengah kota, serta kantor pusat pemerintahan yang cukup asri, namun juga tetap terasa tenang dan tak ada kemacetan yang berarti, menjadikan kota itu sepertinya menarik untuk dijadikan alternatif destinasi akhir pekan yang jauh dari hiruk pikuk kota besar.

Logat penduduk sekitar juga tak kalah menarik, mungkin karena dekat dengan pulau Madura, maka mereka berbicara dengan logat khas dari pulau tersebut.  Walau begitu penduduk yang saya tanya sewaktu sempat-sempatnya cukur rambut di situ bilang bahwa mereka penduduk asli Jember, cuma logatnya saja yang persis sama.

kantor pemerintahan Kab. Jember | dokpri.
kantor pemerintahan Kab. Jember | dokpri.

Beberapa hal yang membuat sadar bahwa sedang berada di jaman sekarang adalah kafe-kafe yang menyuguhkan kopi kekinian olahan para barista muda yang ada di beberapa sudut kota, selain sepeda motor metik jenis Beat yang lalu lalang nyaris setiap beberapa detik di sepanjang jalan.  Selain itu, waktu kembali terasa membeku saat melihat bangunan-bangunan tua yang masih ada di pinggir-pinggir jalan utama.

rumah tua dekat penginapan | dokpri
rumah tua dekat penginapan | dokpri

Karena waktu yang tak lama berada di kota itu, maka saya pun hanya sempat berputar-putar di sekitar kota saja, selain juga sempat masuk ke dalam kampus Universitas Jember yang rindang.  Sepertinya mungkin kalau lebih lama lagi harusnya menyenangkan bisa mendatangi kebun tembakau, Taman Nasional Meru Metiri dan juga beberapa pantai di sekitar Jember.

Tapi bisa berkeliling di kota tua yang sepertinya membuat waktu seakan enggan beranjak dari situ itupun sudah sangat menarik, lebih-lebih bagi penggemar barang antik sepertinya menyenangkan untuk berburu di situ.  Seperti saya yang sempat-sempatnya menemukan sepeda klasik yang terparkir di depan sebuah toko, lalu bertanya dan ngobrol dengan pemiliknya.  Walau saat itu ternyata koleksinya untuk dipakai sehari-hari dan tidak dijual.

Jadi begitulah, sesekali berjalan-jalan ke sebuah kota kecil yang luput dari glorifikasi media, menikmati kehidupan yang seakan berjalan lebih lambat dibanding di tempat lain, sambil berjalan kaki atau bersepeda santai sata pagi hari.  Itu sangat menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun