Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa dengan Lelaki yang Membeli Pembalut Wanita?

15 November 2022   21:29 Diperbarui: 15 November 2022   22:01 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari vectorstock.com

Selain perang pendapat mengenai bubur diaduk dan tak diaduk, ada topik lain yang sudah lama saya dengar menjadi bahan perdebatan, yaitu tentang  masalah lelaki yang malu saat diminta tolong untuk membeli pembalut wanita saat menstruasi.  

Sampai-sampai konon berdasarkan survei di China sebanyak 65 persen lelaki malu saat diminta membeli piranti khusus untuk perempuan itu, sementara di Rusia sekitar 64 persen lelaki enggan melakukannya.

Menstruasi atau kedatangan bulan memang adalah periode istimewa yang hanya diperuntukkan bagi perempuan, yang apabila sampai siklusnya kebanyakan harus menggunakan pembalut, walaupun ada juga sebagian kecil yang katanya menggunakan menstural cup.  

Sebagian besar perempuan sepertinya mengalami masa-masa di mana tubuh terasa tidak nyaman, ingin istirahat, yang jelas adanya sebagian darah yang harus luruh tentu saja mengakibatkan tubuh lemas, makanya biasanya minta tolong pada siapapun yang bisa diminta tolong untuk membeli alat penyerap darah itu biar tetap terasa bersih.

Lebih-lebih jika siklus menstruasi disertai rasa nyeri, tentu saja untuk bergerak pun sulit.  Jadi bagaimana jika lelaki di rumah tak ada yang bisa diminta tolong untuk membeli pembalut.  Walau tentu saja sekarang bisa melakukan pembelian melalui jasa ojek online, tapi kan perlu waktu juga.

Rasa malu yang mungkin muncul saat membeli pembalut di minimarket misalnya, itu karena apa? Toh, tak ada yang peduli dengan belanjaan kita.  Kasir malah senang karena target penjualannya tercapai.

Saya sendiri sepertinya memang tak punya urat malu, dan rasanya tak perlu juga malu kalau cuma sekedar diminta membeli pembalut oleh istri atau putri.  Anggap saja beli barang pesanan lainnya.  Apalagi kalau saya yang beli pasti semakin bikin senang kasir dan pemilik minimarket.

Pasalnya seringkali pembalut yang sesuai pesanan tidak tersedia di minimarket langganan, baik merek maupun ukurannya.  Jadinya tak jarang saya beli saja dua merek sekaligus, dua ukuran yang berbeda, sekalian dua jenis yang malam dan yang siang, walau saya tak tahu persis bedanya apa dan efeknya apa jika pembalut siang dipakai pada malam hari dan sebaliknya.

Jadi begitulah, kalaupun ada yang mengaitkan kesejatian lelaki dengan ketidakmaluannya membeli pembalut, saya pikir itu terlalu berlebihan juga.  Kan cuma diminta tolong membeli, untuk dipakai perempuan yang meminta tolong.  Lagian kejadiannya juga cuma terjadi satu bulan sekali. Atau anggap saja itu bentuk perhatian sederhana pada orang yang disayangi.  

Iya, sesederhana itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun