Setelah itu kau pasti akan dengan senang hati bercerita tentang nenekmu yang sepertinya orang yang paling baik dalam hidupmu, yang selalu tak ingin membuatmu kesepian karena sering ditinggal bekerja oleh orangtuamu. Â Tentu nanti sesekali bercerita tentang kakekmu yang guru ngaji itu, sembari tambahan bonus cerita tentang ayunan besi di teras rumahmu yang entah kenapa menjadi sangat mengesankan.
Rupanya, tak lama setelah makananmu habis, cukup mempengaruhi suasana hatimu, yang nyatanya memang terkadang suka berubah-ubah dan mendadak berubah arah.
"Aku tak jadi ikut ke kotamu, deh"
"Eh, kenapa lagi?"
"Aku tidak mau mengganggumu minggu ini, nanti saja aku menyusul ke kotamu dua minggu lagi, ya?"
"Beneran, nih?"
Dirimu hanya tersenyum. dan mengangguk.
Begitulah, dirimu lalu mengantarku sampai perhentian bis antar kota. Â Melambaikan tangan sesaat setelah bis melaju.
Baru lima menit merayap, ada notifikasi masuk di telepon genggamku dan sebaris pesan berpendar muncul.
"Aku sudah rindu, lagi."Â