Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Beberapa Potongan Kenangan dengan Bang Rhoma

31 Oktober 2022   20:22 Diperbarui: 31 Oktober 2022   20:35 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto poster dari merahputih.com

Tentu saja maksudnya bukanlah pertemuan dengan King of Dangdut tersebut, manalah cukup mental saya bertemu beliau langsung. Ini adalah beberapa cuplikan kenangan hidup yang tiba-tiba melintas saat membaca kisah nostalgia Ika tentang Pearl Jam, agak tidak nyambung memang.  Tapi setidaknya masih sama tentang musik dan nostalgia.

Kalender

Entah berapa lama kalender itu terpasang di dinding kayu ruang tengah, mungkin bonus kaset entahlah saya tak pernah menanyakannya.  Yang terpampang di selembar poster kalender tahun 1981 itu adalah foto seluruh anggota Soneta Group, dan posisi sang leader berada ditengah, mengacungkan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang Fender stratocaster.  Semuanya pakai baju seakan-akan sedang dalam sebuah pertempuran.

Maklum saja itu poster dari film dan album Perjuangan dan Doa.  Di bawah poster itu berfoto lah kami satu keluarga, berenam, si bungsu belum lahir waktu itu, sang leader keluarga juga berada di tengah, di sampingnya adalah almarhum mama, saya berada di sisi paling kiri.  Masa-masa indah dan menyenangkan.

Film Berkelana 1

Film yang diproduksi tahun 1978 ini diputar sewaktu saya belum masuk sekolah, di bioskop yang dulu ada di kota kecamatan, sekarang puing-puingnya pun sudah tak ketahuan.  

Menjadi kenangan tak terlupakan, karena saya tiba-tiba nangis sejadi-jadinya di dalam bioskop saat adegan bang Rhoma dipukul ayahnya pakai gitar, karena alasan klise.  Tak setuju anaknya jadi musisi, pekerjaan yang sama sekali tidak beken di jaman itu.  

Panik, acil -adik mama yang mengajak nonton, bersama kawan-kawannya membujuk saya agak berhenti meraung-raung di dalam bioskop.  Ndeso dan memalukan mungkin, tapi kan saya tak tega musisi kesayangan saya dipukul pake gitar yang bagus pula.  

Rupanya otak saya masih sulit membedakan antara kisah rekaan dan kenyataan.  Tapi saya ingat malam itu saya mendapatkan permen mahal sebagai ganti biar saya diam tenang, walau nyatanya masih saja terisak sampai film usai.

Poster Konser

Kamar di lantai dua yang sebenarnya adalah loteng tempat penyimpanan barang, disulap jadi kamar pribadi saat SMP, rasanya hebat sekali. Di sisi timur selain terpasang poster film Rambo III,  juga ada poster yang berisikan pengumuman konser bang Rhoma di Banjarmasin.  Tulisannya Konser Rock Dangdut yang disponsori oleh perusahaan rokok.

Tentu saja saya tak bisa menonton konser itu, jaman segitu tak terbayangkan bisa ke ibukota provinsi cuma untuk nonton konser.  Apalagi yang hadir musisi tanpa tanding, manalah berani.  Selain tentu saja siapa juga yang mau mbayari dan nganterin.

Lagu Indonesia

Lagu yang ada di urutan pertama album Soneta volume ke 10 ini, yang intronya baru masuk setelah ucapan bang Rhoma sebagai pengantar dengan awal kalimat.. "...dalam rangka mencapai baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur..."

Indonesia diputar kencang-kencang pada sebuah malam di lapangan bola dadakan di samping sekolah dasar, saat diadakan pertunjukan layar tancap, dengan tujuan mengumpulkan uang tiket untuk pelaksanaan pertandingan bola antar kampung.  Film yang diputar saat itu malah tentang kuntilanak.

Sementara ingatan-ingatan itulah yang muncu ke permukaan malam ini, selain memori bahwa betapa beberapa koleksi kaset bang Rhoma punya abah semena-mena saya pinjamkan sama pacar yang sebenarnya menggemari lagu-lagu barat seperti White Lion, Michael Jackson, Kylie Minogue dan entah siapa lagi yang tak begitu saya kenal.

Kaset yang saya pinjamkan itu pun tak pernah kembali lagi, anehnya saya tidak sedikit pun kesal.  Tetapi setelah saya pikir-pikir itu ternyata wajar karena aslinya meminjamkan kaset yang bukan milik saya sendiri.  Hedeh!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun