Walau sebenarnya saya tak seberuntung adik saya, yang dulu pernah sewaktu kecil mendapatkan hadiah dari permen langka yang berhadiah sticker, namun ada sticker yang ada cap perusahaannya, dan bisa ditukarkan dengan radio kalau tidak salah..Â
Sayangnya saat itu dia juga kurang beruntung, katanya stok radionya habis jadi diganti penjual dengan uang yang tak seberapa, tapi tetap saja terasa menyenangan dan membuat saya iri.
Tapi ada beberapa kuis yang saya ikuti dan mendapatkan hadiah, walau terkesan sederhana dan harganya mungkin tak seberapa, tapi tetap saja mendapat kenangan tersendiri sampai sekarang. Â Mungkin karena saking jarangnya menang sayembara.
Paling pertama adalah hadiah kotak pensil berwarna kuning beserta isinya dari Chiki, ini didapatkan sewaktu masih kecil. Â Itu hadiah hiburan, hasil mengirimkan sepuluh potongan bungkus yang di dalam kemasannya ada tulisan bertulisan entahlah apa dulu itu, dengan warna yang berbeda.Â
Yang membuat bahagia adalah, bungkus-bungkus Chiki itu saya dapat dari mulung, iya memulung dari hasil buangan orang di pom bensin di kampung saya. Â Jaman dulu bahkan snack itu saya tak mampu membeli dan memakannya.Â
Dulu saya suka main ke pom bensin, di situ beberapa kawan dan sepupu saja jadi pedagang asongan, menjajakan makanan dan snack pada orang yang sedang mengisi bensin, karena jaman dulu memang adanya cuma itu, belum ada pertalite.Â
Selain kemudian ada juga yang jualan koran dan tabloid, soal ini mungkin diceritakan juga lain kali. Â Jadi, tak terbayang senangnya pas sepuluh warna yang disyaratkan untuk sayembara berhadiah itu lengkap untuk kemudian dimasukan amplop dan dikirimkan ke panitia. Â Tentu makin senang lagi saat paket hadiah itu akhirnya tiba.
Hadiah kedua adalah saat mendapatkan novel berbahasa Inggris, Rambo: Last Blood dan kaos berwarna putih, hasil menang kuis senin pagi di Radio Australia. Â Tak kebayang senangnya mendapatkan kiriman dari luar negeri!
Mana waktu itu dapat kaos yang berukuran tak lazim yaitu pakai angka, kan tahunya cuma ukuran S, M, L. Â Sayang ukurannya terlalu besar jadi saya kasihkan abah waktu itu. Â Sementara novelnya tak pernah saya baca sampai tamat dan entah ada di tangan siapa dulu itu. Â
Kuis dari Radio Australia waktu itu mudah kok, waktu dapat novel & kaos itu cuma diminta menjawab nama pemain Rambo, lalu jawaban dituliskan di kartupos berwarna orange, dan dikirimkan ke perwakilan Radio Australia di Jakarta. Â Rasanya dulu malah salah jawabm saya menuliskan Slyvester Stallone, eh untungnya sepertinya dianggap benar saja oleh panitia kuis yang baik hati.
Ketiga kali dapat hadiah sayembara, adalah hasil mengisi teka teki silang alias TTS di tabloid pertanian punya sekolah. Â Isi tabloidnya adalah tentang serba serbi pertanian. Â Saya sering baca itu di perpustakaan sekolah, salah satu bagian yang menyenangkan tentulah TTS-nya. Â
Saya lupa apakah harus pakai menyertakan kupon seperti biasanya atau bagaimana. Â Yang jelas akhirnya berhasil memenangkan hadiah utama di salah satu edisinya.
Kali itu hadiahnya bukan main-main: sebuah radio transistor! Â Wah jaman itu rasanya hebat sekali bisa memenangkan hadiah elektronik, dan saat paketnya sampai ke sekolah rasanya hebat sekali. Â Radio dua band berwarna hitam itu entahlah nasibnya bagaimana pada akhirnya, tapi dulu cukup lama juga dipakainya.
Kemudian saat bekerja dan bisa berlangganan majalah Intisari, juga sesekali suka mengirimkan kuis yang juga masih pakai kartupos.Â
Akhirnya setelah mencoba berkali-kali, berhasil juga memenangkan hadiah, kali ini dari kuis FigJig, itu semacam TTS tapi isinya angka acak. Â Hadiahnya kalau tidak salah seratus lima puluh ribu, dikirimkan lewat wesel dan diambil di kantor pos samping kantor.
Rasanya kok menyenangkan ya melihat nama terpampang sebagai pemenang kuis di majalah seterkenal itu, sampai-sampai edisi majalah yang ada nama saya itu saya simpan lama sebagai kenang-kenangan.
Setelah itu lama tak pernah mengikuti sayembara lagi, rasanya terakhir mendapatkan hadiah lagi saat mengikuti sayembara di twitter, yang berhadiah tiket terusan selama 3 hari untuk nonton Java Rockin' Land di tahun 2010. Â
Sayangnya saya tidak bisa mengambil dan menikmati hadiahnya berhubung waktu itu sedang sibuk kuliah di Jogja, jadinya dikasih ke teman saja. Â
Jadi, begitulah saat-saat menyenangkan mengikuti sayembara dan kebetulan beruntung mendapatkan hadiahnya, dan sampai sekarang kalau ada kesempatan masih saja suka mengikuti kuis atau sayembara seperti itu, soalnya seringkali rasanya mendebarkan menunggu pengumuman pemenang, walaupun nyatanya jarang menang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H