Pagi-pagi begini, ingatan melayang ke masa sekolah, tahun 1990 di salah satu sudut asrama sekolah, saat mendengarkan radio butut yang cuma bisa menangkap siaran gelombang pendek.Â
Jaman segitu kebetulan di sekitar situ juga belum ada siaran radio FM, bahkan siaran radio AM (amplitude modulation) yang biasanya ada di kota kecil pun tak tertanggak radio kecil itu saking bututnya.
Untungnya pas selesai subuh, beberapa siaran radio dari luar negeri bisa didengarkan lewat gelombang pendek atau biasa disebut SW (short wave). Â Itulah hiburan satu-satunya sebelum waktunya bersiap-siap ke ruang makan untuk sarapan.
Ada beberapa radio yang bisa ditangkap, tapi namanya SW harus sabar, kenop radio harus diputar pelan-pelan biar bisa pas dan suara penyiar terdengar cukup jelas. Â Pilihan tentu saja ke radio yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya. Â
Waktu itu ada beberapa radio luar negeri yang berbahasa Indonesia memang, yang paling top tentu saja Radio Australia Siaran Indonesia (RASI), Deutche Welle, Voice of Amerika (VOA) dan BBC, selain radio Jepang kalau tidak salah.
Radio Australia paling disukai, terutama di hari senin karena ada kuis berhadiah yang soalnya mudah. Â Saya ingat dulu pernah memenangkan novel dan baju kaos dan dikirimkan ke sekolah, selain mendapatkan poster yang bergambarkan penyiar-penyiar dan juga stiker, salah satu koleksi favorit waktu itu. Â
Selain kuis juga seringkali mengikuti kursus bahasa Inggris gaya Australia yang juga rutin dibawakan di radio. Belakangan baru tahu kalau siaran radio gelombang pendek mereka dihentikan pada tahun 2017 silam.
Selain Radio Australia, yang cukup sering didengarkan adalah Deutche Welle, siaran yang juga versi Bahasa Indonesia ini juga cukup menyenangkan disimak, karena berisikan berita aktual di Jerman dan tentu saja ada kurus bahasa Jerman gratis. Â
Bahkan dulu pernah dikirimkan 4 jilid buku pengantar kursus bahasa Jerman. Â Sayangnya saya tidak mengikuti kursus via radio sampai tuntas, jika tidak mungkin sekarang saya sudah fasih ngobrol pake Deutsch ya. Â
Salah satu hal yang menyenangkan adalah saat penyiar mengucapkan : "inilah radio Jerman Deutche Welle", nadanya suaranya terdengar indah berayun begitu saat mengucap dua kata terakhir itu.
Radio luar negeri lainnya yang gaya bahasanya cukup menyenangkan untuk diikuti adalah VoA alias Voice of America, akan tetapi jarang didengarkan karenaa siarannya agak susah ditangkap di daerah saya sekolah.Â
Sempat juga dikirimkan buku cetakan dari VoA, tapi lupa isinya apa. Â Itulah bagian menyenangkannya dari korespondensi dengan radio luar negeri, permintaan kita sering dipenuhi, terutama terkait barang cetakan dan juga pernah permintaan akan perangko bekas untuk koleksi filateli saya, juga dikirimkan dengan baik hatinya.
Satu lagi radio yang juga diikuti karena senang sesekali mengikuti kursus bahasa Inggrisnya, itulah radio BBC. Â Selain sesekali mendengarkan siaran berita, kursus dengan logat khas British itu kadang didengarkan.Â
Radio BBC juga pernah berbaik hati mengirimkan kopi pengantar kursus bahasa Inggris. Â Menyenangkan dapat bahan kursus gratisan itu, langsung dari luar negeri lagi. Â Walau perlu waktu yang lama sekali baru sampai. Sayangnya siaran radio BBC Indonesia juga dihentikan siarannya di tahun 2011.
Waktu itu bisa mendengarkan siaran radio dari luar negeri benar-benar hiburan yang menyenangkan dalam segala keterbatasan, dan selalu terasa menyenangkan kala dikenang-kenang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI