Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengetik Artikel di Jendela, iOS, Linux, Chrome atau Hape?

24 Oktober 2022   12:07 Diperbarui: 24 Oktober 2022   13:15 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Tak terasa hari ini genap sebulan sudah bergabung dengan kompasiana, dulu rasanya pernah juga membuat akun di sini, tapi lupa nama akunnya, jadilah akhirnya ingin menulis lagi di sini gara-gara tergoda dengan tulisan kawan sekolah itu.

Rasanya semua platform pernah dicoba untuk menuliskan artikel di sini, tentu dengan segala kebaikan dan beberapa duka yang dialami, sebenarnya pakai apa saja bisa, yang penting niat sepertinya.

Jendela

Tentu saja ini adalah yang biasa dipakai, tapi nyatanya rasanya malah belum pernah mengetik menggunakan aplikasi di windows.  Kebetulan tak punya leptop yang memakai windows.  Sebenarnya OS (operating system)-nya bagus dan jelas stabil, tentu dengan catatan menggunakan program yang original.  Kalau bajakan mesti ada peringatan yang menyebalkan, terutama kalau menggunakan office, jadi sulit bahkan tak bisa mengedit.  Selain itu seringkali update yang perlu waktu yang lama.

Sepertinya masalah waktu inilah yang membuat enggan menggunakan windows akhir-akhir ini, soalnya sudahnya booting lama, nanti pas off pun perlu waktu lama, tak cocok untuk yang manusia yang tidak sabaran macam saya.  Belum lagi ancaman bermacam virus dan kerabatnya yang doyan sahabatan dengan jendela. Duh.

iOS

Ini adalah OS favorit karena tentu saja ringan, simpel dan relatif aman.  Menghidupkannya tak perlu waktu lama, begitu pula kala mematikannya.  Apalagi sering tak dimatikan juga, dibiarkan mati suri saja, soalnya praktis pas ditutup mati sendiri, saat dibuka ya auto hidup lagi.

Bagian menyenangkan tentu saja layarnya yang nyaman di mata, dan mengetik di tempat remang-remang dan gelap pun bisa karena keyboard ada lampunya.  Soal layar memang tak menemukan kenyamanan yang sama di komputer lain, ya mau gimana lagi.  Kelebihan lainnya tentu saja battery-nya yang relatif awet, nge-charge juga cepat, jadi tak perlu colok-colok dalam jangka waktu yang lama.

Linux

Ini adalah alternatif kedua selain iOS, kebetulan di komputer kantor terinstal linux Debian yang dipilih karena terkenal ringan dan relatif gampang dipergunakan, tak ubahnya seperti menggunakan OS yang lain.  Update juga gampang, dan yang terpenting lagi-lagi urusan menghidupkan-mematikan yang cepat, tak perlu waktu yang lama.

Kelebihan linux tentu saja karena OS dan semua aplikasinya gratis karena bersifat open source, apa aja tersedia asal mau sedikit repot mencari dan menginstalnya. Sedikit saja, kok repotnya.  Banyak pilihan linux yang bisa dipakai, menyesuaikan spesifikasi komputer yang dimiliki, tapi Debian selalu menjadi pilihan karena ringan.

Chrome

Sesuai namanya, OS berbasis web ini terinstal di chrome book yang biasa dipakai selama ini, tapi akhir-akhir ini agak jarang dipergunakan, karena layarnya sudah tak bersahabat di mata, seting brightness layar sepertinya tidak begitu nyaman lagi, entahlah apa perasaan saja begitu atau memang begitu adanya.

Sebenarnya menyenangkan juga memakai chromebook, OS dan aplikasinya ringan, semua berbasis web, walaupun begitu kapasitas internalnya juga lebih dari cukup untuk menyimpan arsip.  Tapi yang sangat membantu sebenarnya adanya google drive yang terintegrasi langsung di leptop, jadi memindah data dari komputre ke drive dan sebaliknya mudah saja, cuma copy paste seperti biasa.

Mengetik di google docs pun nyaman, apalagi bisa langsung tersimpan di drive dan bisa diedit dimana saja tak perlu aplikasi office khusus.  Jaman online begini semua jadi memudahkan seperti ini, menyenangkan.

Hape

Nah, ini dia yang beberapa kali pernah dilakukan.  Mengetik konten di kompasiana via hape, walaupun cukup pegal karena layar hape yang kecil, tapi nyatanya cukup menyenangkan, walau pernah deg-degan karena gagal publish, untungny ada fitur auto save yang sangat berguna saat aplikasi browser macet.  Iya, mengetik biasa langsung dilakukan di browser dan di jendela tulis artikel di kompasiana, tak patut ditiru memang karena beresiko.

Kejadian yang tak mengenakkan adalah, saat memasukkan foto dan kesulitan memberi caption, lalu lupa dan langsung publish, hingga akhirnya mendapat peringatan pertama dari admin. Nasib. Sekarang rasanya tak berani lagi coba-coba mengetik via hape, was-was jadinya.

/

Akhirul kalam, menuliskan konten atau artikel di jaman canggih sekarang di mana saja pasti bisa, tinggal diperlukan kehati-hatian.  Kalau memungkinkan bikin draft dulu di aplikasi dokumen, paling sederhana sih di aplikasi ringan semacam notes.  Walau bagaimanapun yang terpenting tetaplah satu hal : niat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun