Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kompetisi Bikin Sajam di "Forged in Fire"

19 Oktober 2022   17:25 Diperbarui: 19 Oktober 2022   17:33 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tontonan yang sangat menarik untuk diikuti adalah perlombaan bikin senjata tajam di History Channel, namanya Forged in Fire, pesertanya tentu saja para pandai besi (blacksmith) dari penjuru Amerika yang memiliki berbagai macam latar, ada yang memang pekerjaaannya pandai besi adapula yang cuma sekedar hobi.

Kompetisi yang pertama tayang di tahun 2015 ini terdari dari tiga babak, dimana hasil karya para peserta pada masing-masing babak akan dinilai oleh para juri yang ahli di bidang senjata tajam. Jurinya adalah David Baker, ahli sejarah senjata tajam,  Doug Marcaida yang merupakan desainer senjata tajam sekaligus ahli bela diri, J. Nielsen yang senior juara pandai besi dan Ben Abbott yang pernah dua kali menjuarai kompetisi Forged in Fire.

Babak pertama dibuka dengan pemilihan bahan utama untuk pembuatan senjata tajam yang biasanya semacam belati atau pisau pendek.  Para peserta diminta untuk melakukan proses penempaan terhadap bahan dasar yang telah disiapkan, untuk membuat sajam sesuai dengan parameter yang ditentukan.  

Biasanya parameternya terkait dengan ukuran, panjang serta detil lainnya yang disyaratkan, misalkan penambahan lubang tertentu di bagian pisau. Waktu yang diberikan pun terbatas, sekitar tiga sampai empat jam yang meliputi desain sampai tahap penyepuhan dan penghalusan sisi tajam dari pisau.  

Peserta yang berhasil melewati tahap pertama akan lanjut ke tahap kedua, yaitu proses finishing.  Proses ini mengharuskan peserta membuat dan membuat gagang sajam dengan menggunakan bahan yang disediakan dan dipilih.  Sedangkan peserta yang gagal memenuhi persyaratan parameter di babak pertama akan dieliminasi.  

Senjata tajam yang telah disempurnakan di tahap kedua akan melewati tahapan yang mendebarkan, yaitu dites dengan cukup brutal, biasanya pisau yang telah jadi akan diuji kekuatan dan ketajamannya oleh juri.  Baik dihantamkan dengan benda-benda yang keras maupun diuji ketajamannya pada karkas hewan.  

Dua peserta terbaik akan lanjut ke babak ketiga, babak final yang mengharuskan peserta terpilih untuk membuat senjata tajam pilihan.  Biasanya diminta replikasi senjata khas suatu suku, daerah atau negara yang memiliki sejarah tersendiri.  Keris pernah dijadikan senjata tajam yang harus direplikasi oleh peserta kompetisi.

Peserta pada babak final ini akan dipersilakan untuk pulang ke rumah dan diberi waktu sekitar 3-5 hari di bengkel masing-masing untuk membuat senjata yang yang diminta, untuk nantinya akan melewati tiga jenis ujian final.  

Tahapan uji yang paling menarik adalah ujian ketajaman oleh Doug Marcaida dengan cara menusukkan dan menyayat karkas babi atau hewan berkaki empat lainnya, terkadang diuji pada boneka yang memiliki anatomi seperti manusia.  Kalau berhasil Marcaida akan menghunus senjata yang diujinya sambil berucap "It will keal!"

Tes selanjutnya adalah uji ketajaman lagi, yaitu menghantamkan senjata tajam pada benda keras, katanya ujian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh benda yang dihantam terhadap sajam, tak heran kadang senjata tajam akan rompal bahkan pada tes yang selalu berhasil bikin deg-degan peserta dn penonton.

Baru tes paling akhir pada stabilitas sajam, bisa dibetot, ditarik atau dihantamkan lagi pada bermacam benda untuk melihat kestabilan bentuk dan ketajamannya.  Peserta yang menang akan mendapatkan hadiah sebesar $ 10.000,-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun