Lebih-lebih masalah psikis anak muda  yang semakin meningkat, menurut data WHO diperkirakan sekitar 1 dari 7 anak usia 10 sampai 19 tahun mengalami masalah psikologis, disinyalir salahsatunya akibat dari kehidupan mereka yang cencerung lebih memilih berkomunitas secara online dibanding di dunia nyata.
Kemudian ritme yang merupakan struktur keteraturan penempatan suara dalam waktu, sehingga manusia dipertemukan akibat kesesuaian ritme. Â Seperti misal kesamaan antar manusia akibat aktivitas yang sama. Â Ritme yang sebenarnya biasanya berproses menjadi seakan-akan menjadi instan, bisa mengenal dan akrab dengan seseorang dalam waktu yang singkat.
Jadi algoritma media sosial bisa dikatakan berubah ritme sosial yang biasa ditemukan di masyarakat. Â Tapi sebaliknya algoritma ritmis juga bisa mempertemukan beberapa orang dlam komunitas yang mempunyai ritme sendiri, sehingga bisa saling mengenal dan melakukan hal-hal positif. Â Membuat ritme sosial yang berbasis kemanusiaan dan kebersamaan untuk berbagi hal-hal yang seirama.
Kesimpulannya, walaupun media sosial dipengaruhi oleh algoritma yang mampu mengamplifikasi sebuah hal yang bisa membuat bias sebuah objek dari  makna aslinya, toh semuanya tetap tergantung dari bagaimana manusia sebagai pengguna media sosial menelaah, menyaring dan memilah hal-hal yang bisa dimaknai secara logis, dan mana yang cuma perlu untuk diperhatikan secara sekilas.
Di sisi lain manusia bisa menyesuaikan diri dengan lajunya jaman dan beredarnya informasi di media sosial, serta bisa semakin dewasa dengan membandingkan dengan dunia nyata, bagaimana harusnya menyikapi sebuah fenomena, apakah ikut arus atau sekali lagi bisa menyikapinya sesuai dengan bagaimana yang seharusnya.
Mungkin, begitulah intisari percakapan yang saya tangkap melalui podcast tersebut.  Menarik sekali obrolan yang diselipi dengan sekilas perjalanan hidup Prof. Merlyna Lim bagaimana menemukan ritme hidup di masa mudanya yang ternyata berpengaruh dalam algoritma kehidupannya sampai sekarang jadi peneliti yang diperhitungkan di Kanada dan di dunia.
Jikalau ingin menonton secara lengkap bisa dilihat di link di bawah ini, percayalah 55 menit lebih tak terasa membosankan menyimak dua ahli tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H