Mohon tunggu...
Dian Alifirdaus
Dian Alifirdaus Mohon Tunggu... Petani - Penulis Pembaca dan Pendengar

Tidak semua yang mengkilap itu emas atau berlian.Tak penting bagaimana bangkainya, namun lihatlah! Apakah ada yang istimewah dalam hatinya💕 Instagram @dian_alifirdaus 💕

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dua Hati

1 Februari 2020   12:48 Diperbarui: 3 Februari 2020   11:56 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak itu rumah tangganya telah berubah total, suaminya jarang pulang. Bahkan bertegur tutur sapa pun hanya sesekali .Jika ditanya sang suami akan menjawab marah. Setiap kali suaminya menjawab seperti itu, Qais selalu berlinang matanya. 

Qais bahkan sudah mengetahui bahwa suaminya telah menikahi secara sirih perempuan yang bernama Khalisa itu. Ia mencoba tegar bersandar kesabaran hati, Qais tak protes ia sudah banyak menerima nikmat yang tuhan karuniakan, mungkin ini ujian dari-Nya bagaimanapun Qais harus menyikapi dengan berbesar hati, ia tak ingin koar-koar seperti kebanyakan seperti tayangan infotaiment, di mana objek dalam tayangan tersebut menceritakan kejadian rumah tangga. 

Baginya  lapang dada adalah jurus andalan untuk mengurangi rasa sedih. Hal yang di luar batas kuasanya ia serahkan pada tuhan-Nya.

Baginya semua yang terjadi adalah sudah suratan.Tapi ia menyayangkan sikap suaminya yang menyembunyikan pernikahan sirihnya. Ia hanya ingin suaminya terbuka, baginya suami memilik dua istri tidak masalah selama ia bisa bijaksana, lagipula kalau mau poligami kan bisa bilang dan ijin baik-baik. 

Sebagian pria lebih menyukai menikah sirih diam-diam demi menjaga perasaan istri pertama. Dan sebagian istri banyak pula yang cemburu bila suaminya menikah lagi. Tapi tidak dengan Qais ia bahkan menerima dengan berbesar hati dan tangan terbuka atas yang terjadi.


" Mas pulangkan saja aku ke orang tuaku, daripada aku di rumah ini mas acuhkan," pinta Qais. Suaminya itu kemudian memeluk  istrinya dan mengusap air mata istrinya.

" Aku tidak akan melepaskanmu, aku dulu sudah berjanji pada ibumu untuk menjagamu," Suami Qais menimpali.Anak mereka menyaksikan kedua orang tuanya berpelukan  haru biru. Kemudian mereka ikut memeluk .

" Kalau begitu bawahlah perempuan yang bernama Khalisa itu ke rumah ini mas, perkenalkanlah padaku. Jadikanlah ia ratu keduamu di rumah ini," kilah Qais. Alex terperanjat tak percaya. Qais menjelaskan bahkan ia juga sering menduakan Tuhan-Nya, lagipula nafkah lahir batin ia tetap akan dapatkan dari suaminya yang bertangung jawab itu

" Maafkan suami yang tidak tahu diri ini sayanng, aku telah sering mengacuhkanmu, bahkan melukai hatimu," ujar Alex mengusap air mata istrinya, bagaimanapun Alex merasa bersalah.

 Sadar atau tidar sadar ada luka yang ia ciptakan pada istrinya. Bukan karena ia menikah lagi, tapi lebih kesikapnya yang tidak mau jujur. Jujurlah meski kejujuran itu awalnya pahit.

" Besok bawahlah dia kemari perkenalkan kepadaku, jangan sembunyikan dia dariku. Jangan lagi ada rahasia antara kita mas, aku tak ingin orang lain mengunjingkan keluarga kita. Aku ihklas dengan semua ini," ucap Qais, dengan erat sang suami memeluknya penuh haru dan tidak percaya, bagaimana mungkin  istrinya begitu menghormatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun