Mohon tunggu...
R. Nahdhiya Reyhana
R. Nahdhiya Reyhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga

Public Speaking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Millenial Parenting melalui Gejala Media Sosial di Era Digitalisasi

15 Juni 2024   18:37 Diperbarui: 15 Juni 2024   18:54 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beragamnya media yang di akses, sangat memungkinkan bahwa setiap media menampilkan berita yang sangat bervariasi. Dalam perkembangan karakter anak baik usia dini maupun sudah tergolong remaja, tetap diperlukannya orang tua dalam pengawasan dan edukasi bijak bermedia sosial. Peran pendidikan orang tua sangat berpengaruh dalam pembentukan diri seorang anak (A. Nur, 2022). Penting untuk dicatat bahwa dampak negatif internet dan media sosial terhadap anak-anak dan remaja juga harus dipertimbangkan. Oleh karena itu, orang tua harus mewaspadai potensi dampak negatif media sosial dan mendidik anak-anak mereka tentang cara menggunakannya secara bertanggung jawab. Pendidikan dalam penggunaan media sosial membantu anak-anak menjadi pengguna yang cerdas dan bertanggung jawab di dunia digital yang semakin kompleks.

Tak hanya media sosial saja yang dapat memengaruhi mindset seorang anak tentang kehidupan yang ia jalani, tetapi orang tua juga berpengaruh dalam membangun karakter dan 'akan dibentuk seperti apa anak ini?'. Setiap orang tua tentunya menginginkan seorang buah hati tumbuh dewasa dengan baik dan memiliki pribadi yang mulia sesuai dengan harapannya. Oleh karenanya, perhatian orang tua mengenai tuntutan yang diberikan pada anak dan memberikan dukungan yang tepat agar anak dapat mengalami tumbuh kembang yang baik. Melalui pemberikan dukungan yang tepat, orang tua bisa menjadikan pertumbuhan seorang anak menjadi pribadi yang baik serta sukses tanpa menimbulkan dampak negatif pada anak.

Peran Orang Tua Millenial dalam Upaya Menjaga Kesehatan Mental Anak

A. Millenial Parenting

Keluarga merupakan tempat dan lingkungan yang paling utama dalam melakukan proses interaksi persona seorang anak. Mulai dari bayi, orang tua akan mengenalkan nilai dan norma bervariasi yang ada pada lingkungannya berawal dari dalam keluarga inti yang terdiri dari anak dan orangtua. Saat ini, zaman telah bergantung pada bidang teknologi, bahkan orang tua dalam mendidik anak tak lepas dari media sosial atau internet, sebab sudah masuk pada era digitalisasi. Rangkaian era digital akan terus melanglang    begitu cepat serta manusia tidak dapat menghentikan perkembangan tersebut. Karena  hal tersebut, orang tua memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam mengarahkan anak. Eksistensi media sosial yang dijadikan sebagai "new media" oleh para orang tua milenia, segala sumber informasi tentang parenting didapatkan melalui media sosial (Afrilia, 2017).Tugas orang tua zaman sekarang sudah berbeda dengan zaman sebelumnnya. Berikut adalah beberapa aspek kunci dari pola asuh generasi milenial:

  • Pola Asuh Minimalis : Orang tua milenial cenderung mengadopsi pendekatan minimalis dalam mengasuh anak, yaitu menyederhanakan kehidupan anak dan lebih banyak meluangkan waktu yang berkualitas untuk dikerjakan bersama sang buah hati. Meluangkan waktu sebagai orang tua bagi seorang anak adalah penting sebab memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan anak, hasil kognitif dan sosial, serta perkembangan secara keseluruhan. Menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak berdampak positif terhadap kesejahteraan mereka, dan berbagai jenis persahabatan, seperti kehidupan dan waktu senggang, memiliki pengaruh positif .
  • Penggunaan Teknologi : Orang tua milenial sangat menggunakan kesempatan bermedia sosial yang ia puya untuk membantu dalam mengasuh danmengawasi anak. Mereka menggunakan aplikasi, media sosial, dan alat digital lainnya untuk memantau perkembangan anak, mengatur jadwal, dan terhubung dengan orang tua lainnya.
  • Fokus pada Pendidikan Karakter : Orang tua milenial sangat menekankan pendidikan karakter, yang melibatkan pengajaran nilai-nilai seperti kejujuran, rasa hormat, dan tanggung jawab kepada anak-anak. Dalam artikel berjudul Nadiem: Pendidikan Akademik Harus Diimbangi Pendidikan Karakter yang ditulis pada tahun 2022 (Indriani, Bambang Sutopo Hadi, 2022), menyatakan bahwa Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), mengatakan  bahwa "Kami di Kemendikbudristek selalu percaya pendidikan akademik harus diimbangi dengan pendidikan karakter sebab di masa depan tantangan yang  akan kita hadapi akan semakin beragam dan skalanya jauh lebih besar sehingga SDM unggul bukan hanya pintar secara akademik, tapi juga memiliki mentalitas yang tangguh," ujar Mendikbudristek tersebut dalam acara webinar nasional yang diadakan oleh PPM Manajemen di Jakarta kala itu.
  • Pola Asuh yang Netral Gender : Banyak orang tua milenial yang mengadopsi pendekatan pengasuhan yang netral gender. Pola asuh yang netral terhadap gender adalah di saat orang tua mengasuh dan memberikan teladan terhadap anak tanpa memaksakan norma-norma gender yang telah berkembang dalam masyarakat sebelumya. Pola asuh yang netral terhadap gender menjadikan seorang anak lebih bisa berekspresi secara alami serta leluasa bebas menentukan apa yang mereka gemari.
  • Pengasuhan Positif : Orang tua milenial cenderung menggunakan teknik pengasuhan positif, yang melibatkan pujian dan penghargaan terhadap perilaku baik dibandingkan menghukum perilaku buruk. Mereka juga menggunakan komunikasi terbuka dan mendengarkan secara aktif untuk menghapuskan kecanggungan dalam berinteraksi antara orang tua dan anak.

B. Millenial Parenting yang Efektif bagi Anak di Era Digitalisasi

Orang tua memiliki peran yang signifikan sebagai upaya menjaga kesehatan mental anak. Orang tua berkewajiban untuk    mengarahkan anak mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan mental, seperti dukungan sosial dan layanan kesehatan mental. Lalu orang tua dapat memberikan dukungan dan dorongan kepada anak untuk mengatasi masalah  kesehatan mental dan mencapai tujuan mereka. Mengasuh anak di era digital bisa jadi menantang, namun ada cara efektif untuk membesarkan anak di lingkungan ini. Berikut beberapa uraian mengenai bagaimana cara menerapkan Millenial Parenting yang efektif pada anak dan remaja di era digital:

  • Mewaspadai Dampak Media Digital Terhadap Anak. Anak dihadapkan pada berbagai bentuk media digital yang bisa menimbulkan dampak positif dan negatif bagi tumbuh kembangnya. Orang tua harus menyadari dampak media digital pada anak-anak mereka dan harus memiliki cara untuk sebaik mungkin meminimalisasi dampak negatife dari media sosial.
  • Orang tua harus menetapkan batasan dalam penggunaan media digital dan memantau waktu layar anak. Hal ini dapat menunjang pencegahan kecanduan dan memastikan bahwa anak-anak terlibat dalam aktivitas lain yang mendorong perkembangan mereka.
  • Mendorong pemikiran kritis dan literasi digital, orang tua harus memajukan anak-anaknya untuk berpikir kritis tentang konten yang mereka konsumsi online dan mengajari mereka keterampilan literasi digital. Hal ini dapat membantu anak-anak menavigasi dunia digital dengan aman dan bertanggung jawab.
  • Memangun hubungan emosional yang erat dengan sang anak, dengan cara orang tua harus fokus membangun hubungan emosional yang kuat dengan anak mereka. Hal ini dapat membantu anak-anak merasa aman serta terdukung, yang pada gilirannya dapat membantu mereka menghadapi tantangan era digital.

Pola asuh Milenial yang efektif di era digital mencakup kesadaran akan dampak media digital terhadap anak-anak, menetapkan batasan dan memantau waktu pemakaian perangkat, memberikan contoh kebiasaan digital yang sehat, mendorong pemikiran kritis dan literasi digital, serta membangun hubungan emosional yang kuat dengan anak Anda. Selain itu, millenial parenting yang disatukan oleh ketergantungan yang lebih besar pada teknologi, fokus pada persahabatan dan pendidikan karakter, pendekatan netral gender, dan pengasuhan positif. Oleh karena itu, orang tua juga harus memperhatikan tuntutan yang diberikan pada anak dan memberikan dukungan yang sesuai agar anak dapat berkembang dan melewati usia keemasannya semasa proses pembentukan kepribadiannya dengan sangat baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun