BPS atau Badan Pusat Statistik sudah cukup familiar di telinga banyak orang, ya. BPS merupakan lembaga pemerintah non-kementerian Indonesia yang berperan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data statistik. Lalu, seberapa penting sih peran BPS dalam pembangunan nasional yang bermuara pada langkah indonesia menuju Indonesia Emas?
Program Indonesia Emas 2045 sendiri merupakan program yang diadakan untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara yang lebih maju dan berdaya saing tinggi pada tahun 2045, tepatnya 100 tahun setelah Indonesia merdeka. Program ini mencakup beberapa hal, Â mulai dari ekonomi, sosial, pendidikan, dan infrastruktur.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terdapat 5 target yang ingin dicapai untuk mewujudkan program Indonesia Emas 2045, diantaranya :
- Target tingkat pendapatan per kapita Indonesia menjadi urutan ke 5 tertinggi di dunia pada angka 30.300 USD dengan presentase kontribusi sektor maritim di angka 15 persen dan PDB Industri pengolahan 28 persen.
- Tingkat kemiskinan mencapai angka 0,5-0,8 persen, dibarengi dengan penurunan ketimpangan pendapatan antar penduduk pada Rasio Gini antara 0,377 sampai 0,320 dan penurunan ketimpangan antar wilayah yang diikuti dengan peningkatan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) KTI menjadi 28,5 persen.
- Global Power Index masuk ke dalam 15 besar dunia melalui penguatan diplomasi internasional dan kepemimpinan global, pengaruh budaya, peran aktif dalam organisasi internasional, serta berkontribusi terhadap penyelesaian isu-isu global.
- Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) s merata melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan, sikap dan etos kerja, penguasaan teknologi inovasi dan kreativitas, dan kesehatan diukur melalui Human Capital Index  (HCI) atau Indeks Modal Manusia menjadi 0,73.
- Intensitas Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menurun menuju Net Zero Emission, dimana intensitas emisi GRK turun mencapai 93,5 persen.
Melalui kelima visi tersebut, BPS memiliki peran yang sangat penting untuk memantau tingkat ketercapaian semua indikator melalui data dalam mewujudkan program Indonesia Emas 2045. Seperti data mengenai tingkat pendidikan, keterampilan, dan kesenjangan pendidikan, kelompok masyarakat yang miskin dan rentan., pertumbuhan ekonomi, investasi, dan ekspor- impor. Apakah seluruh data tersebut sudah memenuhi target yang ditentukan?
Lalu bagaiamana kondisi Indonesia saat ini? Apakah Indonesia bisa mewujudkan program Indonesia Emas 2045?
Berdasarkan data BPS saat ini, pendapatan per kapita Indonesia mencapai nilai 4.919,7 USD sedangkan target yang akan dicapai adalah 30.300 USD. Angka ini terbilang masih jauh dari nilai yang ingin dituju. Hal ini juga dapat disebabkan oleh presentase data kemiskinan di Indonesia kini masih di angka 9,03 persen yang juga masih jauh dari target yang ditentukan, yaitu 0,3-0,8 persen. Wilayah yang memiliki angka kemiskinan tertinggi di dominasi oleh Provinsi Papua Pegunungan yang mencapai 32,97 persen. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti tingkat pendidikan, topografi wilayah, kelengkapan sarana dan prasarana, serta tingkat kesehatan.
Selanjutnya, data Human Capital Index (HCI) atau Indeks Modal Manusia berdasarkan data World Bank tahun 2020, Indonesia masih di angka 0,54 dengan target skor HCI tahun 2045 diharapkan pada angka 0,73. Namun disamping itu, menurut data BPS Indeks Pembangungan Manusia (IPM) Indonesia dari tahun 2020 hingga 2023 terus mengalami peningkatan dari angka 72,81 menjadi 74,39. Hal ini menjadi sebuah harapan yang baik bagi Indonesia dapat terus meningkatkan angka HCI hingga mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Untuk mendukung peningkatan Human Capital (HCI) atau Indeks Modal Manusia tentunya juga diperlukan lingkungan yang sehat dan meningkatkan angka harapan hidup dan juga produktifitas masayarakatnya. Visi Indonesia Emas 2045 juga menargetkan penurunan intensitas emisi GRK hingga 93,5 persen dan pemerintah  telah menetapkan komitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 29 persen tanpa syarat dan 41 persen bersyarat pada tahun 2030. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE), pada tahun 2019 realisasi penurunan emisi 54,8 juta ton dari target 51 juta ton. Tahun 2020, target 58 juta ton, realisasi 64,4 juta ton. Selanjutnya tahun 2021, target 67 juta ton sementara realisasi 70 juta ton. Terakhir, tahun 2022, target penurunan emisi sebesar  91  juta  ton  dengan realisasi 91,5 juta ton.
Selain dari aspek ekonomi, penduduk, kesehatan dan juga pendidikan untuk menuju Indonesia Emas 2045, kita juga perlu meningkatkan peran di kancah dunia melalui keterlibatan dalam penyelesaian isu-isu global dengan aktif dalam organisasi internasional. Selaras dengan partisipasi Indonesia di tingkat internasional, maka diperlukan dukungan militer yang kuat untuk menunjang diplomasi dan diakui sebagai negara berpengaruh di dunia. Indonesia  menunjukkan peningkatan yang sangat baik, pada tahun 2020 kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 16 dan pada 2024 ini sudah berada pada posisi ke 13 dari 145 negara.
Seperti yang kita ketahui, data adalah pilar penting dalam pembangunan nasional. Dengan memanfaatkan data secara efektif, pemerintah dapat membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Apa sih peran BPS dalam program Indonesia Emas 2045?