Kemarin hujan sangat lebat
Mengguyur habis tubuhku
Menusukku hingga ke tulang
Namun beda,
Hujan yang seharusnya bercampur dingin
Kini datang dengan kehangatan
Kutatap langit lamat-lamat
Kucicipi airnya dengan lidahku
Aku sadar,
Ini bukan air hujan
Melainkan air mata dari sebuah tangisan
Tangisan dari negeri di atas awan
Negeri para wanita
Yang menangis melihat kebawah
Melihat kaumnya di ruda paksa
Hingga meregang nyawa
Oleh mereka yang mengatas namakan dirinya
Manusia
Namun bahkan derajatnya lebih rendah
Dari hewan melata
Yogyakarta, 2016
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!