Semakin seriusnya kasus pandemi Covid-19 ini mengharuskan segala kegiatan dilakukan di rumah, baik pekerjaan kantor maupun kegiatan pendidikan mulai sekolah SD, SMP,SMA, bahkan dunia perkuliahan.
Karena seluruh kegiatannya dilakukan dirumah mau tidak mau pastinya menggunakan kecanggihan teknologi paling simpelnya ponsel pintar.
 Contohnya saja saya selama masa pandemi ini seluruh kegiatan perkuliahan saya lakukan di rumah mulai dari praktikum online, kuliah online, tugas online, kuis online, semuanya dilakukan serba online. Hal yang samapun dilakukan oleh jenjang pendidikan di bawah saya  yaitu SD, SMP, dan SMA.
Lucunya bahkan anak SD Â kelas satu pun dituntut untuk menggunakan teknologi, berawal ketika sepupu saya yang masih kelas satu sekolah dasar datang ke saya minta untuk di buatkan akun whatshap, katanya untuk mengumpulkan tugas rumah dari gurunya.
Ya masih kelas satu sd tapi sudah menggunakan whatshap, ini kelas satu SD loh. saya aja kenal whatshap saat SMA, lah sekarang anak Sdpun pakai Whatshap.
Ternyata ini pertama kalinya ia menggunakan whatshap dengan alasan seluruh tugas rumah dari sekolah dikerjakan dan dikirim melalui whatshap. Yang paling lucunya menurut saya ia sudah memiliki grup kelas satu yang isinya bocah-bocah kelas satu yang usianya masih sangat terlalu dini untuk menggunakan Whatshap.
Kira-kira bagaimana ya isi percakapan grup Whatshap yang isinya bocah-bocah yang baru belajar membaca. wkwkwk
Ternyata pandemi Covid-19 ini mendorong memperkenalkan kecanggihan media teknologi di segala usia dan seakan mengharuskan semua orang untuk dapat menggunakannya contohnya saja anak kelas satu sd.
Meskipun hal ini juga berdampak positif karena semua orang dapat melek akan teknologi tapi jangan lupakan ada juga dampak negatif yang ditimbulkan.
Tidak heran pada saat ini sudah banyak anak-anak yang dapat menggunakan ponsel pintar tidak hanya digunakan untuk mengerjakan tugas saja tapi juga untuk  main game, nonton you tube, bahkan yang viral saat ini yaitu ngetiktok. Banyak lo anak- anak yang sudah bisa buat tiktok, hal ini disebabkan karena kecanggihan teknologi didukung juga karena berada di rumah saja sehingga mau tidak mau menggunakan ponsel untuk mengusir rasa bosan.
Sekarang sudah tak banyak anak-anak yang mengetahui permainan tradisional kebanyak hanya permainan modern yang ia dapat dari ponsel. Seperti game slither, temple run, onet, dan masih banyal lagi. Â
Tidak hanya itu karena terlalu asyik bergelut dengan ponsel sehingga menurunkan etika etika moral seperti menghormati orang yang lebih tua, dan  menghargai orang lain.
Jika hal ini terus berlanjut maka akan ada dampak negatif yang ditimbulkan pertama jiwa sosial untuk berinteraksi dengan orang lain semakin berkurang, kedua kesehatannya dapat terganggu jika tidak dibatasi, ketiga ada kemungkinan besar dapat menyalahgunakan media sosial, keempat mengajarkan untuk hidup boros , karena selalu membeli paket internet.
Jadi sudah sepatutnya kita dapat mengawasi anak-anak dalam penggunaan teknologi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Jangan sampai dalam situasi sekarang ini niatnya untuk  memutus penyabaran covid-19 tapi yang diperoleh  malah melahirkan generasi yang rendah moral.
Semoga pandemi covid-19 ini tidak membuat situasi semakin buruk dan tidak melahirkan generasi-generasi yang pandai teknologi tapi minim moral, semoga pandemi ini cepat berlalu, dan dunia kembali normal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H