Waktu menunjukkan pukul 06.20. Karena angkot jurusan polsek belum juga datang. Kuputuskan untuk menaiki ojek pangkalan saja. Aku berjalan menuju pangkalan dan menaiki ojek untuk berangkat menuju polsek. Hatiku merasa tenang karena sudah mendapatkan kendaraan. Tetapi, saat aku melewati pasar. Jalanan begitu macet. Hiruk pikuk pasar yang khas meramaikan kondisi saat itu. Aku tertahan di kemacetan itu lumayan lama. Aku berfikiran aku akan terlambat sampai ke polres. Kulihat jam tanganku menunjukkan pukul 06.50.
Karena kendaraan tak bisa jalan, aku memutuskan untuk turun disitu karena polsek sudah lumayan dekat. Ku bayar ojek tersebut dan aku langsung berlari ke arah polsek. Aku berlari dengan begitu cepat dan yang ada dipikiranku saat itu hanyalah takut terlambat.
Akhirnya aku sampai di polsek. Di sana sudah ada sebagian teman-temanku. Arsy, Jonah dan Darius sudah ada disana. Mereka kaget melihatku kecapean. "Kunaon Ga?" Tanya Arsy. "Bieu, kajebak mact, jadi wh lumpat kadieuna." Jawabku.Â
Datanglah seorang polisi dan menyuruh peserta untuk mengisi absen. Setelah mengisi absen, para peserta diperintahkan baris dan diberi amanat dari polisi sebelum para peserta berangkat ke tempat seleksi di Cikalong Wetan.
Selama perjalanan menuju tempat seleksi. Aku banyak berbincang dengan teman-temanku. Mereka menceritakan cita-cita mereka. Tidak hanya itu lawakan juga menghiasi perjalanan kami hingga tujuan. Tak lupa, aku selalu berdoa kepada Allah agar aku diberi kelancaran dalam mengikuti seleksi.
Sesampainya di tempat tujuan. Aku melihat banyak peserta dari sekolah-sekolah lain. Mereka berpenampilan layaknya CASIS. Ada dari mereka adalah atlet dan tentu saja memiliki fisik yang bagus. Sementara aku, hanya seorang anak SMA biasa yang kemampuan fisik pun masih merasa kurang. Tapi itu semua tidak menggoyahkan api semangatku. Aku tidak akan mundur dan akan terus maju.
Peserta pun diperintahkan baris untuk apel pembukaan. Amanat apel disampaikan oleh Kapolres setempat. Setelah apel, Peserta akan mengikuti Tes Kesehatan. Tes tersebut meliputi tes buta warna, tes rabun mata, tes THT, tes postur tubuh dan beberapa tes kesehatan lainnya. Peserta saling menunggu giliran saat itu. Tiba giliranku, aku menghembuskan nafas sejenak agar tetap tenang dan fokus. Aku menjalani semua tes nya dan dinyatakan boleh lanjut ke tes berikutnya. Tetapi Arsy, Jonah dan Darius tidak dinyatakan lanjut ke tes berikutnya. Mereka memberikan semangat kepadaku dan aku pun memberikan semangat kepada mereka.
Tes berikutnya adalah tes jasmani. Dalam tes tersebut aku harus berlari minimal 6 keliling lapangan sepak bola selama 12 menit. Push Up, Sit Up, Shuttle Run dan Pull Up. Aku mendapatkan no dada no 1. Saat berlari dibawah terik matahari, memang sangat melelahkan. Tapi tak apa, itu merupakan salah satu ikhtiar untuk mencapai kesuksesan. Kujalani saja dengan penuh semangat. Akhirnya aku menyelesaikan lari dengan jauh 6 keliling lapangan. Push Up 40 kali, Sit Up 32 kali, Shuttle Run 17 detik dan Pull Up hanya kuat 5.
Setelah tes fisik, diadakan apel penutupan sebelum peserta pulang ke rumah. Lalu para peserta pulang ke rumah masing-masing. Aku beserta rombongan dari sekolahku pulang ke Padalarang. Di jalan kami berbincang tentang tes tahap 2. Arsy, Jonah dan Darius pun meminta tolong kepadaku untuk membagikan ilmu apa saja yang akan aku dapatkan selama bimbingan dan tes selanjutnya. "Ga engk bjaan abi nya, naon wa nu kudu dipersiapkeun." Kata Jonah kepadaku. "Oke siap Nah." Jawabku.
Sesampainya di rumah, aku menceritakan semua pengalamanku kepada ibu dan bapak. Mereka sangat senang mendengarkan ceritaku. Dan sejak saat itulah aku harus mengubah kebiasaanku menjadi lebih disiplin untuk menjadi seorang polisi.
Hari-hari selanjutnya, aku mengisi hariku dengan terus latihan fisik dan menjaga kesehatan. Hingga akhirnya, aku mendapat panggilan untuk binlat tahap 2 di Polres. Ku siapkan segala persyaratannya dan kuhubungi temanku Irwan yang sama-sama akan mengikuti binlat tersebut.