"Media kredibel dan humas bisa bersama-sama memerangi hoax dan berkolaborasi mendukung jurnalisme baik," tutup Arifin Asydhad, Pemimpin Redaksi Kumparan.
Pemetaan media kredibel sebagai partner, lawan hoax bersama dengan berita yang objektif melalui sosialisasi dan edukasi, sehingga nilai idealisme dan demokrasi pun terjaga. Inilah yang bisa dilakukan serta menjadi harapan oleh media terhadap humas di kondisi saat ini.
Humas-Media: Ini Cerita Kemanusiaan
"Machine don't have a heart, storytellers do" sebuah kutipan dari buku Agung Laksamana (Adapt or Die, 2020) tersirat bahwasanya hidup manusia tidak bisa digantungkan pada artificial intelligence, mesin, dan digital sepenuhnya karena itu semua tidak memiliki hati. Hidup adalah urusan dengan rasa kemanusiaan.
"Saya seringkali bercanda, humas itu hanya untuk membuat alasan saja. Ketika krisis, kemudian dicari oleh wartawan, ya dia hanya tampil untuk membuat alasan saja. Tetapi dalam situasi pandemi seperti ini, humas sejatinya hanya urusin manusia saja, kenapa? Karena relasi kemanusiaan yang menjadi dasar," ujar Tri Agung Kristanto, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas.
Dalam situasi pandemi seperti saat ini yang dibutuhkan adalah empati kita sebagai sesama manusia. Tidak lagi hanya menyapa karena sebuah tujuan, semisal seputar rilis pers antar humas dan media. Data Press Emblem Campaign mengungkapkan, di seluruh dunia hingga Mei 2021 tidak kurang dari 1.208 wartawan meninggal dunia karena Covid-19. Maka bangunlah silahturahmi, menyapa, menyapa, dan menyapa. Jangan berdiam diri, terus berkreasi, dan berbagi.
"Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, krisis sama dikikis, pandemi sama-sama dihadapi," tutup Mas TRA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H