Dari kacamata PR untuk sebuah brand, konsumen bahkan ingin mendengarkan CEO daripada brand tersebut berbicara di tengah pandemi saat ini. Selain itu tentunya PR harus tetap eksis, meneruskan investasi media relations dan digital tampaknya akan menjaga visibilitas brand agar tetap diketahui masyarakat.
Story Telling! Be Creative!
Coba terapkan dengan cara bercerita. PR tidak melakukan hard selling, bukan? Melainkan bercerita. Semisal kemas aktivitas CSR perusahaan dalam kemasan yang kental akan philantropic-emphaty. Tidak ada salahnya menghubungkan cerita brand anda (tematik) dengan nuansa bulan suci ramadan yang saat ini tengah berlangsung.
Be creative juga selaras dengan membuat konten-konten berbau kesehatan mengingat saat ini adalah masa pandemi dan terus ingatkan agar di rumah aja. Angle cerita yang tidak melulu tentang brand melainkan lebih kepada humanistik rasanya akan membuat target audiens atau masyarakat menelan habis cerita.
Digital Presence
Terbayang bila saat ini yang terjadi adalah tindakan physical distancing dan PSBB, tidak memungkinkan bagi kita seorang PR untuk mengumpukkan para teman-teman media untuk melangsungkan press conference misalnya.
Lalu apa? Terdiam tak melakukan apapun? Inilah titik dimana mau tidak mau PR dengan membawa brand atau perusahaannya harus lebih sering muncul di dunia maya. Harus lebih sering.
First Thing First
Apa yang menjadi mata air dan mutlak untuk PR adalah mengetahui target khalayaknya, pemetaan people platform, mengkonversi segala bentuk komunikasi menjadi going digital, live streaming semakin menjadi common untuk semua brand bahkan pribadi dan seperti yang kebanyakan dilakukan saat ini yakni, virtual events!
Beberapa poin tersebut yang mungkin bisa mulai jadi pertimbangan para praktisi PR agar bisa beradaptasi atau setidaknya mengikuti irama masyarakat di situasi seperti saat ini.
Dari sisi media, gambaran apa yang terjadi di iklim teman-teman jurnalis?
Mas Azul adalah sapaan akrab seorang Arif Zulkifli. Beliau menyebutkan bahwasanya virus corona ini mengubah pola interaksi masyarakat, termasuk jurnalis. Tidak dipungkiri masyarakat juga terpolarisasi dengan begitu derasnya arus informasi yang berseliweran di depan kita.