Peluh keringat semangat sosok perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya
Bukan kali pertama menginjakkan kaki di Bandar Udara Juanda Surabaya Jawa Timur, namun kali ini destinasi tertuju pada sebuah kota dengan 2 jam perjalanan darat dari kota pahlawan tersebut, Kota Kediri.
Adalah Diani Kustinawati, 34 tahun, hidup dengan seorang suami dan 2 buah hati di sebuah daerah bernama Desa Tugurejo. Sosok perempuan yang kami temui ini beraktifitas sehari-hari dengan mengurus suami dan anak-anaknya serta aktif di kepengurusan Balai Desa. Sebuah keluarga kecil dengan penuh kesederhanaan nan penuh kehangatan ketika menyambut kami sebagai tamu mereka.
Bukan tanpa alasan kami mengunjungi Ibu Diani dan keluarga. Selama kurang lebih sudah 1 tahun lamanya beliau memilih untuk bergabung menjadi mitra PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (Sari Roti) sebagai Miss Roti.
Miss Roti merupakan inisiatif perusahaan dalam bentuk program yang memberikan kesempatan kepada para perempuan Indonesia agar mendapatkan penghasilan tambahan melalui berjualan produk Sari Roti dengan format menjajakan langsung kepada konsumen di area sekitar.
Berbekal pelatihan serta pembinaan oleh perusahaan, Ibu Diani tidak serta merta langsung dilepas untuk berjualan roti. Waktu kerja yang fleksibel dan area berjualan yang dekat dengan rumah menjadi faktor mendukung Ibu Diani untuk bergabung menjadi Miss Roti, dan utamanya ialah ia ingin turut meningkatkan kualitas hidup keluarganya dengan mencari pendapatan selain sang suami.
Ya alhamdulillah, dulu pertama kali kerja (Miss Roti) bisa benahin rumah, walaupun belum selesai..
Spesifik bercerita kepada kami, bahwa saat ini (2019) Upah Minimum Kota (UMK) di Kediri adalah sejumlah Rp 1.899.294,-. Namun dengan berjualan roti dirinya bisa membawa pulang dengan rata-rata Rp 2.500.000,- per bulan atau bisa dibilang 30% diatas upah minimum setempat. Tak bisa dibohongi raut wajahnya sangat terharu bahagia kepada kami ketika ia pun mengatakan sudah bisa merenovasi rumah dengan pendapatannya tersebut.
Aktifitas Bu Diani sebagai Miss Roti
Keesokan pagi, kami bangun sebelum fajar menampakan sinarnya. Tepat pukul 05.30 pagi, kami sudah tiba di depan rumah Ibu Diani untuk mengikuti kesehariannya dan melihat langsung aktifitasnya sebagai Miss Roti.
Membantu menyiapkan putra-putrinya yang hendak berangkat sekolah sampai menyiapkan sarapan untuk keluarganya bukanlah kegiatan perdananya, ternyata setelah sholat Subuh pada pukul 05.00 Ibu Diani sudah bergegas untuk belanja ke pasar sembari berjualan roti di keramaian pasar pagi tersebut. Sayang sekali kami melewatkannya.
Kurang lebih 1 jam kami berada di area yayasan pendidikan tersebut, para pembeli pun sudah semakin tidak terlihat karena tanpa disadari jam masuk kelas telah tiba. Bersiap membereskan roti-roti dan troli, kami mengikuti Ibu Diani yang berpindah ke lokasi berikutnya yakni puskesmas yang jaraknya hanya 10 menit dari tempat tersebut.
Prestasi ternyata tidak berhenti sampai Ibu Diani saja, putrinya yang kini tengah duduk di kelas 6 SD pun mengukir prestasi yang turut membanggakan keluarganya di sekolah. Dengan demikian, program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (Sari Roti) memberikan bantuan dana pendidikan kepada putrinya untuk tambahan dana pendidikan dan dukungan prestasinya di sekolah.
Ia tidak sendiri, di kota yang sama terdapat Miss Roti berprestasi lainnya. Selepas mengikuti kegiatan berjualan serta memberikan dana bantuan pendidikan kepada Bu Diani, kami turut mengunjungi kediaman Ibu Nisyak.
Berbekal niat positif dan kemauan kuat dan jiwa pantang menyerah pastinya akan membuahkan hasil yang lebih baik. Semoga kelak kita terus bersyukur dan berusaha.
Saksikan dokumentasi video perjalanan kami bersama Miss Roti berikut ini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI