Belum lama, 10 Juli 2019 lalu digemparkan dengan adanya kesalahan cetak pada harian Kompas halaman muka. Sontak menjadi perbincangan hangat baik di jagat dunia daring maupun luring.
![Harian Kompas edisi Rabu, 10 Juli 2019. | Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/07/13/whatsapp-image-2019-07-13-at-8-31-26-am-5d2935c8097f3634b43e8ee3.jpeg?t=o&v=770)
Kok bisa Kompas salah?! Baiklah saya akan bercerita sedikit.
Tak lama ketika melihat kesalahan itu bergegas saya coba untuk klarifikasi langsung via WhatsApp ke pemimpin redaksi harian Kompas, Mbak Ninuk.
Saya: *kirim foto*, Mbak Ninuk fyi Kompas hari ini..
Mbak Ninuk: Iya, ada kesalahan. Terima kasih masukannya.
Benar saja, ketika lihat akun Twitter dan Instagram harian Kompas, mereka membenarkan adanya kesalahan yang tak disengaja pada edisi 10 Juli 2019. Di medsos, mereka menyampaikan terima kasih pada para pembaca atas koreksinya dan meminta maaf. Tak sedikit yang berujar di kolom komentar "ah ini strategi marketing nih", geram saya membacanya karena saya percaya tak mungkin Kompas mengorbankan kualitas produk dengan cara seperti itu hanya demi menarik perhatian.Â
Selang beberapa jam, saya dihubungi oleh rekan saya yang bekerja di Kompas untuk bisa hadir pada hari Jumat, 12 Juli 2019 dalam acara "Ngeteh di Kompas: Lorem Ipsum, Mengenal Lebih Dekat Dapur Produksi Kompas". Terbayang oleh saya acara diskusi ringan nan intim akan sangat berharga dan langka. Bagaimana tidak? Undangan terbatas hanya untuk beberapa pembaca.
Jumat, 12 Juli 2019
![Mas Try memegang lempengan cetakan koran Kompas. | Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/07/13/whatsapp-image-2019-07-13-at-8-03-35-am-5d293a400d823011056293e2.jpeg?t=o&v=770)
Mereka juga menjelaskan asal muasal apakah itu "Lorem Ipsum"serta menjelaskan secara detail mengapa kesalahan itu bisa terjadi. Selain itu redaksi juga memperlihatkan kesalahan-kesalahan lainnya yang sudah terjaring mata sebelum naik cetak dan terdistribusi. Sungguh sangat menarik, mulai dari grafis visual yang tak layak tayang hingga kutipan judul berita yang berpotensi memicu keramaian publik.
Pada intinya adalah kejadian "Lorem Ipsum" ini murni kesalahan dari proses produksi dan bukan strategi pemasaran.
![Tur ruangan redaksi bersama Mas Tri Agung (wapemred). | Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/07/13/whatsapp-image-2019-07-13-at-8-03-36-am-5d293dc1097f3602e7532692.jpeg?t=o&v=770)