Mohon tunggu...
Rizky C. Saragih
Rizky C. Saragih Mohon Tunggu... Administrasi - Public Relations

Lihat, Pikir, Tulis. Communications Enthusiast | @rizkycsaragih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kelas Humas Muda: Bagaimana Menjadi “Alive” di Era Dunia Digital

20 September 2016   01:30 Diperbarui: 20 September 2016   04:39 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Temanya seputar era digital, sesi kelas pun memanfaatkan teknologi live streaming conversation antar negara. (rcs)

Setelah sekian lama vakum mengadakan program Kelas Humas Muda, akhirnya PERHUMAS Muda organisasi yang bergerak di ranah profesi kehumasan kembali menggelar program Kelas Humas Muda. Kelas Humas Muda merupakan salah satu program aktivitas yang mempertemukan peserta kelas dengan para praktisi serta melibatkan para peserta tersebut dalam sesi mini workshop, pada kali ini mengangkat tema “How to Make You Alive in The Digital Era”.

Sederhananya, kami berusaha untuk menjabarkan sampai melibatkan para peserta untuk mengetahui trend dunia digital saat ini, khususnya para mahasiswa/i komunikasi maupun praktisi PR. Dengan melibatkan para pembicara yang bisa dibilang ahli di dunia digital, PERHUMAS Muda mengajak Khairiyyah Sari sebagai co-founder Lanang Indonesia (www.lanangindonesia.com) , Nanda Ivens selaku Asia Pasific CEO and Regional Director at Mirum Agency , serta Yonathan Supardani yang juga berasal dari Mirum Agency sebagai Associate Social Media Director.

Kelas Humas Muda kali ini mengupas bagaimana kita menjadikan diri kita siap menghadapi era dunia digital serta membuat diri kita menjadi lebih hidup.

Agung Laksamana selaku ketua PERHUMAS Indonesia menyapa para peserta kelas yang didominasi oleh mahasiswa-mahasiswi komunikasi Jabodetabek menyatakan dirinya menyempatkan hadir karena sesungguhnya ia pun ingin tahu trend dari sisi lain di dunia digital dalam kacamata para youngsters. “It’s really crucial for us to adapt with social media in PR world” – Agung Laksamana.

Seorang PR dan media sosial menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, Agung Laksamana (Ketum PERHUMAS).
Seorang PR dan media sosial menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, Agung Laksamana (Ketum PERHUMAS).
Khairiyyah Sari atau akrab disapa Sari, menuturkan pengalamannya di dunia media lebih dari 15 tahun, mulai dari seorang wartawan dan news anchor di televisi swasta lalu kini ia menjabat sebagai co-founder kanal digital informasi seputar gaya hidup pria modern Indonesia, www.lanangindonesia.com. Ditemani dengan pembicara lainnya yakni Yonatan Supardani yang akrab dipanggil Joni, merupakan sosok yang gemar nge-blog juga bersosial media.

Keduanya sepakat ketika moderator memulai dengan pertanyaaan di era digital manakah yang lebih penting terlebih di dunia media sosial? Personal branding atau content? Jawabannya konten adalah hal yang utama, perkaya konten kita, konsisten dengan tujuan konten kita, secara otomatis personal branding kita akan terbentuk dengan sendirinya akibat kekuatan konten tersebut.

Hal ini merupakan sesuatu yang penting bagi para calon praktisi PR, karena ketika nanti mereka masuk ke dunia industri kerja sebagai seorang PR, mereka bisa memetakan strategi PR guna membawa perusahaan/brand/klien mereka bagi konsumen, audiens, maupun masyarakat luas.

Sari juga menuturkan bahwasanya untuk menjadi lebih hidup di era digital, networking itu amatlah penting, namun harus diingat jangan hanya sebatas online semata, tapi juga offline. Bisa dibilang interaksi dengan orang lain jangan hanya sebatas dunia maya saja, komunikasi tatap muka secara langsung dipastikan menambah kuat aspek networking kita.

Today, visual content is rising. Do you think that blogging is falling? Pertanyaan itu diajukan oleh moderator kepada Joni. Joni menjawab tidak, menurutnya saat ini dua dunia tersebut memiliki audiencenya tersendiri, ketika kamu membaca blog kamu bisa mundur sejenak ketika kamu tidak bisa memahami apa maksud dari pesan tersebut, sedangkan ketika kita menonton konten visual bisa dikatakan agak sedikit effort untuk me-replay tayangan visual tersebut. Jadi efektifitas disini bisa diukur, namun kembali lagi dengan situasi kondisi yang ada.

 Menariknya, pada Kelas Humas Muda ini juga mengajak para peserta untuk merasakan canggihnya era digital, ya sesi dengan Nanda Ivens dilakukan secara live streaming dari Singapura. Sesi Nanda Ivens dibanjiri oleh banyak pertanyaan oleh teman-teman mahasiswa yang hadir di Excelso PIM tersebut. Mulai dari tips menggunakan social media untuk PR crisis management sampai one on one strategy dalam dunia marketing.

Ada beberapa point yang diungkapkan Nanda melalui live streaming session, yakni soal crisis management, apa yang harus dilakukan oleh seorang PR ketika harus mengelola isu negatif atau bisa dikatakan krisis pada suatu perusahaan melalui social media.

Point tersebut antara lain:

  • Utamakan social media monitoring
  • Accept and acknowledge there’s a mistake/s
  • Siapkan counter attackatau standby statements
  • Keluarkan konten bernada positif dibandingkan konten-konten sebelumnya untuk menekan konten negatif yang menerpa

Temanya seputar era digital, sesi kelas pun memanfaatkan teknologi live streaming conversation antar negara. (rcs)
Temanya seputar era digital, sesi kelas pun memanfaatkan teknologi live streaming conversation antar negara. (rcs)
Setelah sesi talkshowdan tanya jawab bersama tiga praktisi tersebut, Kelas Humas Muda mengajak peserta untuk sesi mini workshop dimana peserta dibagi dalam 3 kelompok dengan perumpamaan dari masing-masing kelompok tersebut adalah tim PR dimana kelompok tersebut harus merancang PR Campaign masing-masing mulai dari strategy PR seperti apa, socmed channel apa yang mereka pakai, target media massa, sampai sosok influencer siapa yang mereka pakai.

Kelompok pertama mendapatkan diumpamakan memiliki klien yang bergerak di industry travel,kedua food, dan ketiga fashion. Moderator memberikan waktu 15 menit untuk mereka berunding dan 5 menit untuk pemaparan.

Sesi mini workshop berlangsung sangat seru dan antusias. Bayangkan, mereka berasal dari universitas yang berbeda-beda dengan pemikiran PR nya masing-masing harus berkolaborasi dengan anggota kelompoknya untuk satu tujuan, yakni sukses dengan strategi kampanye PR nya.

Kelompok travel.
Kelompok travel.
Kelompok food.
Kelompok food.
Kelompok fashion.
Kelompok fashion.
Setelah seluruh kelompok berdiskusi dan presentasi di hadapan para pembicara yang juga menjadi penilai, alhasil kelompok food yang dinilai memiliki PR campaign terbaik. 

Seperti esensi dari Kelas Humas Muda yakni peserta tidak hanya mendengar, berdiskusi dengan pembicara tapi juga ikut dilibatkan secara langsung dalam bentuk mini workshop. Harapannya  para peserta bisa mengaplikasikan apa yang sudah dipaparkan oleh para pembicara.

Kelompok food dengan strategi PR paling baik.
Kelompok food dengan strategi PR paling baik.
Acara diakhiri dengan pemberian hadiah kepada kelompok dengan penilaian terbaik, dan dua kelompok lainnya, juga hadiah untuk pemenang live tweet competition dengan tagar #KelasHumasMuda#MakeMeLive serta penanya terbaik.

Kelas Humas Muda rencananya akan rutin digelar setiap 2 bulan sekali dengan mengangkat tema-tema yang menarik dan ringan untuk diikuti. Siapa saja boleh bergabung dalam kelas ini, tidak hanya mahasiswa/i atau praktisi PR namun bagi mereka yang bergerak di dunia selain PR pun dipersilahkan untuk bergabung untuk mempelajari dan berdiskusi seputar dunia kehumasan.

Pembicara, moderator bersama seluruh peserta Kelas Humas Muda.
Pembicara, moderator bersama seluruh peserta Kelas Humas Muda.
“Praktisi kehumasan seluruh Indonesia hendaknya tidak sebatas mengelola informasi, melainkan ikut membangun narasi-narasi yang menarik hati, bermakna, berkarakter,dan memuat nilai-nilai” – Joko Widodo, Pidato Pembukaan Konvensi Nasional Humas 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun