Mohon tunggu...
Rizky C. Saragih
Rizky C. Saragih Mohon Tunggu... Administrasi - Public Relations

Lihat, Pikir, Tulis. Communications Enthusiast | @rizkycsaragih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Bekasi Masih Ada Eksploitasi Monyet

5 Mei 2016   12:28 Diperbarui: 11 Januari 2017   15:33 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Bekasi (5/5) masih ada Topeng Monyet keliling. (rcs)


Menurut Undang-undang nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Pasal 66 Ayat 2 yang berbunyi;

a. penangkapan dan penanganan satwa dari habitatnya harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang konservasi;

b. penempatan dan pengandangan dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga memungkinkan hewan dapat mengekspresikan perilaku alaminya;

c. pemeliharaan, pengamanan, perawatan, dan pengayoman hewan dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga hewan bebas dari rasa lapar dan haus, rasa sakit, penganiyaan dan penyalahgunaan, serta rasa takut dan tertekan;

d. perlakuan terhadap hewan harus dihindari dari tindakan penganiayaan dan penyalahgunaan. (lebih lengkapnya UU 18 Tahun 2009)

Bekasi (5/5) saat pagi hari pukul 10.00 WIB terdengar gendingan gamelan yang cukup nyaring, ternyata tak jauh dari rumah saya ada "Topeng Monyet". Wah sudah lama rasanya memang tidak melihat ada topeng monyet. Saya pikir sudah tidak ada lagi semenjak pemerintah melarang adanya praktik hiburan tradisional yang menggunakan hewan ini. Sepertinya larangan ini belum merata atau masih ada yang "ngebandel".

Sedikit agak terhibur memang, ya wajar saja di zaman serbatekno saat ini pastinya hiburan rakyat macam ini sudah terbilang langka, terutama hiburan untuk anak anak. Saya yakin anak-anak kecil saat ini pun lebih memilih untuk menonton televisi, browsing Youtube, atau bermain game di smartphone.

Namun saya agak terganggu sebenarnya, saya dari dahulu tidak setuju dengan topeng monyet. Logikanya sangat mudah, bayangkan saja anggota primata ini sejatinya adalah hewan liar yang seharusnya bergelantungan di pohon, hidup berkelompok dengan spesiesnya. Tapi apa yang saya lihat ini berbanding terbalik dan sangat miris. Bagaimana tidak miris, leher si monyet di rantai sampai dipakaikan baju (emang dia tau malu kalo telanjang?). Selain itu pun sudah tegas negara melarang praktik ini melalui undang-undang yang pembaca bisa baca artikel terkaitnya disini dan juga Presiden RI Jokowi pun turun tangan langsung menertibkan eksploitasi primata ini, silahkan baca disini.

Lantunan gamelan disertai tarikan rantai dari abang topeng monyet membuat monyet ini melakukan beberapa atraksi, seperti berguling-gulingan, memakai topeng, menaiki motor-motoran, sampai membawa ember sambil mendekati para penonton dengan maksud meminta ongkos pertunjukan.

Jelas saja ini eksploitasi binatang. Apa yang ada di benak abang-abang topeng monyet itu pikir saya. Padahal, kalau bisa dilihat dua pria ini masih terlihat bugar dan belum renta, masih banyak pekerjaan lain yang lebih pantas dibanding harus merantai leher primata guna sesuap nasi untuk diri mereka.

img-20160505-102022-572ae4168623bda90c44eb7f.jpg
img-20160505-102022-572ae4168623bda90c44eb7f.jpg
Leher monyet dirantai dan jelas terlihat tidak nyaman untuk primata ini. (rcs)

Tak lama pertunjukan topeng monyet ini berakhir, terlihat beberapa anak kecil ditemani orang tuanya memberikan recehan untuk aksi pertunjukan yang menghibur mereka tetapi menyedihkan untuk saya. Saya penasaran dan ingin mengedukasi salah satu bocah di area itu. Mereka mengaku senang melihat monyet itu beratraksi diiringi musik. Wajar saja mereka masih anak-anak dan belum tahu terlalu tahu tentang perlindungan hewan dan eksploitasi hewan. 

Maka dari itu, saya pun sedikit mengajarkan dan memberi contoh kepada mereka sekiranya monyet itu senang atau tidak dirantai? monyet itu harusnya hidup di mana? Tau ga uang yang tadi diberikan untuk siapa, monyetnya atau abangnya? 

Bisa pembaca lihat atraksi topeng monyet dan wawancara kecil saya di bawah ini


Untuk Pemerintah Daerah Kota Bekasi

Harapan saya pihak berwenang dari pemerintah daerah dibantu organisasi, LSM perlindungan hewan serta masyarakat bisa bersama-sama menertibkan praktik eksploitasi hewan primata ini. Ayo coba untuk tidak hanya peduli sesama manusia tetapi peduli dengan makhluk ciptaan Tuhan, yakni hewan.

"The Greatness of a nations and its moral progress can be judged by the way its animals are treated." 

-Mahatma Gandhi-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun