[caption id="attachment_145251" align="alignnone" width="150" caption="Konser Musik Keenan"][/caption] Tidak terasa, tiga puluh tiga tahun yang lalu, pada bulan November 1978 sekelompok pemuda kreatif menampilkan karya mereka di Taman Ismail Marzuki. Salah satu personel kunci gang Pegangsaan, paguyuban musisi yang dimotori oleh Nasution Bersaudara di awal tahun 1970an, Keenan Nasution kembali secara konsisten menampilkan karyanya di tempat yang sama, Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki tanggal 28-29 November 2011. Dengan maraknya musisi muda tanah air, mungkin perlu disegarkan kembali khususnya bagi generasi muda siapakah Keenan Nasution dan gang Pegangsaan yang memberi pengaruh besar pada gaya musik Indonesia melalui keagungan Rock Progressive pada jaman nya. Chrisye yang masih dikenal oleh beberapa generasi muda, Guruh Gypsi, Fariz RM, beberapa musisi yang ikut terlibat dalam gang Pegangsaan. Rock Progressive dengan sentuhan etnis sudah diperkenalkan sejak dulu dan dapat dinikmati dari beberapa karya Keenan Nasution. Dalam konferensi pers pada hari Jumat tanggal 18 Nov 2011 di Taman Mini, 33 tahun berkarya merupakan wujud nyata yang telah dibuat Keenan Nasution. Melalui musik yang mengalir lintas genre diantaranya 'nuansa bening' telah didaur ulang dan dikenal oleh generasi muda, Keenan menjelajah tanpa batas dengan iringan keyboard yang menjadi ciri khas Rock Progressive sebagai darah dan jiwa musiknya. "Musik adalah karya kami sebagai kontribusi dalam menyehatkan jiwa masyarakat, menyampaikan insipirasi, memberikan masukan dan kritik sosial atas ketidak adilan", dan lain sebagainya. Keenan bukan pejabat maupun politikus yang bekerja tanpa batasan jelas antara karya dan wacana. Musik adalah satu-satunya tempat ia berbuat, bertindak, dan berkehendak. Semua mimpi, emosi, rintihan, keinginan, cinta, amarah, kecewa dijalin dalam suatu partitur dan mengalir dengan indah masuk dalam telinga dan menyentuh jiwa tanpa melalui proses 'selera pasar' yang menjadi kemudi industri label rekaman membangunkan jiwa yang buntu atas keseharian yang anti sosial, munafik, jaim, dan berbagai atribut negatif manusia indonesia hedon dan inferior. Sulit dipahami jika seorang kepala negara dengan harapan besar rakyat dan bangsanya untuk membangun negeri dan mensejahterakan masyarakat, namun hanya mampu memberikan mimpi melalui 4 (empat) album musik, Tragis.... wahai para penikmat musik tanpa batas dan pemuda 80an, dengar dan nikmati 'apa yang telah Keenan buat', 28-29 November 2011, di taman ismail marzuki, ditayangkan live di valu tv...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H