Yang jadi pertanyaan sekarang adalah dunia per onlinean yang merdeka belajar, orang tua atau muridnya????? begitu pula juga para mahasiswa/i yang baru masuk dunia perkuliahan seharusnya mendapatkan ilmu yang diberikan oleh dosennya kepada mahasiswa/i,saling mengenal dengan tatap muka,mendapatkan jodohnya, sopan santunnya dapat, berbudi pekerti yang luhur juga dapat, tata kramanya baik, ilmu yang didapatkan pun baik, Â dapat segalanya proses belajar mengajarnya antara tenaga pengajar dengan muridnya.
Memang betul dunia per online an mengajarkan untuk kita jujur nomor satu, tanggung jawab,namun dampak negatifnya banyak para siswa/i,mahasiswa/i kurang bersosialisasi, kurangnya komunikasi ke tenaga pengajar,kurang diajarkan adab sopan santun,tata krama kurang, cenderung individualisme,cuek dengan warga sekitar, lunturnya budaya Indonesia yang dimana, pernikahan dini muncul, yang mengerjakan pekerjaan rumah orang tuannya, kurang fokus, tanggung jawab diajarkan tidak ada.
Oleh karena itu kembalinya proses belajar mengajar tatap muka mulai dari TK,SD,SLTP,SLTA hingga Perguruan Tinggi untuk saling mengenal satu sama lainnya, buang rasa individualisme, sopan santun,tata krama ada, para murid menjadi fokus dalam belajarnya, silahturahmi dengan teman-temannya, guru-gurunya dengan budaya Indonesia asli dan tetap patuhi protokol kesehatan.
Pengamat Komunikasi,Media Online & Politik
Raden Cahyo Prabowo,S.I.Kom,M.I.Kom
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H