Masih ingat tulisan saya tetang “Jurus Bumi-Hangus ala Anas” beberapa minggu lalu? Tulisan itu pun terbukti. Anas tak sampai dibulan kedua tahun 2014, sudah masuk ke “hotel prodeo”.
Sepertinya, jurus “bumi-hangus” ala Anas tak kuasa menghindarkannya dari jeratan hukum. Upaya menyeret keluarga istana dengan cara menggunakan tangan Yulianis hampa belaka. Tuduhan terhadap Ibas, tak bisa menyelamatkannya dari jejaring KPK.
Sebagaimana diketahui, Anas sejatinya tahu persis bahwa ia akan masuk ke jeruji besi KPK. Meski sempat menghindar, ia pun akhirya menyerah. Beberapa upaya yang bisa ia lakukan adalah menyeret sebanyak mungkin nama yang akan menemaninya nanti.
Jurus inilah sepertinya yang akan dipakai Anas Urbaningrum. Daripada nantinya harus terseret sendiri, sebelum ia menjalani proses meja hijau, ia lebih baik melakukan politik bumi-hangus Partai Demokrat. Karena seperti diketahui, Anas begitu “dendam” dengan sosok-sosok penguasa Partai Demokrat saat ini.
Seperti pengungkapan kembali kasus Ibas yang disebut-sebut Yulianis pernah menerima dana sebesar U$ 200.000 saat kongres partai Demokrat berlangsung pada Mei 2010 silam. Meski sudah terus dibantah oleh yang bersangkutan, seolah-olah ada skenario khusus yang terus menyeret putra bungsu Presiden SBY ini.
Pengacara Anas juga terus mendesak agar KPK turut memeriksa Ibas terkait hal ini. Meski sudah diterangkan oleh Ketua KPK, Abraham Samad, bahwa nama Ibas tak pernah ada di BAP, opini untuk memeriksa Ibas terus digulirkan.
Sebagaimana kita tahu, Ibas disebut Yulianis pernah menerima uang dari Group Permai sebesar U$ 200.000 saat Kongres PD pada 2010. Keterangan ini diberikan Yulianis berdasarkan informasi yang diperoleh dari mantan bosnya, M. Nazaruddin.
Karena tak melihat secara langsung, Ibas pernah melaporkan Yulianis kepada Polda Metro jaya dengan tuduhan pencemaran nama baik. Ibas mengaku, apa yang disebut Yulianis ini merupakan fitnah terhadap dirinya.
Setelah lama menguap, kasus ini kembali mencuat. Tiba-tiba, Yulianis mendatangi KPK, khusus bertemu dengan awak media. Ia berkepentingan membantah pernyataan Ketua KPK, Abraham Samad, yang mengatakan Yulianis tak pernah menyebut nama Ibas dalam BAP KPK.
Apa yang dilakukan oleh Yulianis ini tentu menyembulkan tanya. Mungkinkah ia berinisiatif sendiri melakukan hal ini? tidakkah ada scenario orang dibelakang yulianis?
Tentu apa yang dilakukan oleh Yulianis mudah ditebak. Ia seolah diperalat oleh orang-orang yang saat ini sedang berkonflik. Banyak rumor beredar, ia dimanfaatkan oleh Anas Urbaningrum untuk kembali menyeret keluarga Cikeas menjelang penahanan dirinya yang akan dilakukan sebentar lagi.
Mungkin Anas mengungkap ini untuk menunda waktu, atau hanya untuk membentuk opini bahwa tidak hanya dirinya yang korupsi. Namun ia juga berkeinginan agar keluarga istana juga berkontribusi dalam korupsi.
Ujung dari strategi Anas ini adalah untuk sekalian menghancurkan Partai Demokrat yang telah mendepak dirinya. Ia dendam. Apapun ia lakukan saat ini untuk melampiaskan sakit hatinya. Mungkin di hati Anas, dari pad ague sendirian yang hancur, mending sekalian Partai Demokrat.
Kasus Anas sendiri memang sangat menyita perhatian. KPK yang sudah menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus pembangunan fasilitas olah raga di Hambalang sejak Februari 2013, membutuhkan waktu satu tahun untuk menyeretnya ke penjara. Baru pada 10 januari 2014, Anas resmi masuk tahanan KPK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H