Mohon tunggu...
Mona Suryaningsih
Mona Suryaningsih Mohon Tunggu... Mother of Two Beautiful Girls, Risa & Keysha -

Selanjutnya

Tutup

Politik

5 Alasan Setnov Pantas Dampingi Jokowi di 2019

6 Oktober 2017   15:03 Diperbarui: 6 Oktober 2017   17:10 2487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setnov kembali mendapat jabatan Ketua DPR setelah Majelis Kehormatan Dewan (MKD) menjatuhkan sanksi kepada Ade Komaruddin karena dua kali melakukan pelanggaran ringan sehingga terakumulasi menjadi pelanggaran sedang. Ade dicopot dari Ketua DPR. Sungguh pemimpin idola, bisa memutar-balik keadaan.

Saat menjadi tersangka kasus E-KTP, anggota dewan beramai-ramai mendukung Setnov, dengan membentuk Tim Khusus Hak Angket. Beberapa alasan digunakan DPR, mulai dari dugaan penyalahgunaan anggaran, hingga soal konflik internal di KPK. PowerSetnov untuk menggerakkan DPR bisa menjadi kekuatan baru bagi Jokowi. Lembaga Eksekutif dan Yudikatif sudah dikuasai. Jika bisa menguasai lembaga Legislatif, pastilah laju pemerintahan Jokowi tidak akan ada hambatan.

3. Dekat dengan 'The God Father' dan Punya Partai Besar

Dalam berbagai kasus, setiap kali ada persidangan dan pemeriksaan saksi, nama Setya Novanto selalu disebut dan secara otomatis pasti Golkar tersandera dan terbawa-terbawa negatif. Namun partai berlambang pohon beringin tersebut tetap mempertahankan Setnov sebagai pemimpin. Ini memperlihatkan betapa kuat pengaruh Setnov dalam berpolitik.

Bagaimanapun juga Setnov adalah ketua umum partai koalisi pendukung pemerintah saat ini, tentu ada keinginan oknum penguasa saat ini  untuk tetap dapat mendikte Quo Vadis Partai Golkar.

Mafia Hukum dinilai terlibat saat Johannes Marliem, Pemilik 500 GB Rekaman Korupsi E-KTP Meninggal dunia. Kematian Johannes Marliem, salah satu saksi perkara korupsi e-KTP, menambah daftar saksi dalam kasus itu yang meninggal.

Berita soal kematian Johannes Marliem kemudian dikaitkan beberapa media dengan peristiwa penyekapan yang ada di Edinburgh Avenue, West Hollywood. Saat itu, CBS Los Angeles memberitakan bahwa seorang pria bersenjata mengurung dirinya sendiri di dalam rumah yang ada di kawasan elite Beverly Grove sejak Rabu sore pukul 17.00 waktu setempat hingga Kamis pagi.

Diberitakan, FBI dan SWAT diterjunkan ke lokasi untuk bernegosiasi dengan pria bersenjata tersebut. Negosiasi dilakukan karena pria itu diduga turut menyekap seorang perempuan dan seorang anak. Tidak diketahui ketiga identitas orang yang ada di rumah itu.

Sebelum Marliem, ada dua saksi dari kalangan anggota Dewan meninggal. Mereka adalah politiksi Partai Demokrat, Mayor Jenderal TNI (Purn) Ignatius Mulyono, dan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar, Mustokoweni.

Ignatius meninggal di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pada Selasa, 1 Desember 2015. Mantan anggota Komisi III itu meninggal karena penyakit jantung. Sedangkan Mustokoweni meninggal pada Jumat, 18 Juni 2010, di Rumah Sakit Elizabeth, Semarang, Jawa Tengah.

4. Daya Tahan Tubuh yang Kuat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun