Mohon tunggu...
Ahmad Ibnu Rubai
Ahmad Ibnu Rubai Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi bermain game serta mendesain suatu poster

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pesona Gunung Kawi, Wujud Moderasi Beragama di Desa Multikultural

14 Januari 2024   10:00 Diperbarui: 14 Januari 2024   10:19 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, merupakan desa yang memiliki keragaman agama dan budaya. Di desa ini, terdapat tiga agama yang memiliki tempat ibadahnya masing-masing, yaitu Islam, Konghucu, dan agama abangan. Ketiga tempat ibadah tersebut berada di satu lokasi yang disebut pesarean, yaitu kompleks pemakaman yang menjadi tempat ziarah spiritual bagi umat beragama.

Pesarean ini dikenal sebagai tempat bersemayamnya dua tokoh ulama yang melegenda, yaitu Eyang Jugo dan Raden Mas Iman Soedjono. Keduanya merupakan cicit Pakubuwono I yang menjadi penentang penjajah Belanda dan pengikut Pangeran Diponegoro. Di pesarean ini, terdapat pula masjid dengan arsitektur Demak, klenteng Dewi Kwan Im, dan tie kong (tempat sembahyang leluhur Tionghoa).

Untuk mempromosikan pesarean sebagai tempat wisata religi dan budaya, masyarakat Wonosari mengadakan acara bernama Pesona Gunung Kawi pada tanggal 30 Desember 2023- 1 Januari 2024. Acara ini dihadiri oleh ribuan pengunjung dari berbagai daerah, baik lokal maupun mancanegara. Acara ini menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya, seperti tarian tradisional Jawa, pagelaran wayang kulit, seni karawitan, dan ciamsi (ramalan nasib).

Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan dialog antarumat beragama, yang menunjukkan sikap toleransi dan harmoni yang hidup di desa Wonosari. Salah satu pengunjung, Kak Okta, seorang mahasiswa, mengatakan bahwa ia merasa kagum dengan keberagaman yang ada di desa ini. "Ini adalah contoh nyata dari moderasi beragama, yaitu menghormati dan menghargai perbedaan agama tanpa harus mengurangi kepercayaan pada agama sendiri," ujarnya.

Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Moderasi beragama juga mengakui adanya pluralitas agama, budaya, dan politik, serta menghormati nilai-nilai kemanusiaan. Moderasi beragama bukan berarti memoderasi agama, karena agama dalam dirinya sudah mengandung prinsip moderasi, yaitu keadilan dan keseimbangan.

Desa Wisata Pesarean Gunung Kawi, yang merupakan bagian dari Desa Wonosari, telah mendapatkan klasifikasi sebagai desa wisata maju oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Desa ini menawarkan berbagai fasilitas, seperti areal parkir, kamar mandi umum, kios souvenir, kuliner, musholla, selfie area, spot foto, tempat makan, dan homestay. Desa ini juga memiliki produk wisata dan souvenir khas, seperti tetel/jadah, kopi, lupis, ubi manis, dan gendok.

Desa Wonosari menjadi salah satu destinasi wisata yang layak dikunjungi bagi siapa saja yang ingin merasakan pesona moderasi beragama di desa multikultural. Selain menikmati keindahan alam dan kekayaan budaya, pengunjung juga dapat belajar dari nilai-nilai toleransi dan harmoni yang ditunjukkan oleh masyarakat Wonosari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun