Mohon tunggu...
Resha Biantiputri
Resha Biantiputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pendek Bullying yang Terjadi pada Mahasiswa/i

19 Januari 2021   17:32 Diperbarui: 19 Januari 2021   18:03 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Bullying adalah suatu bentuk kekerasan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang oleh seorang atau kelompok yang menganggap dirinya lebih kuat dibandingkan orang lain. Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian deksriptif kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner yang berisikan tujuh pertanyaan. Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar dari mahasiswa pernah mengalami bullying (68%) dengan rentang waktunya di dominasi pada tingkat sekolah dasar (33%), sekolah menengah pertama (33%) dan sekolah menengah atas/kejuruan (12%). Hal ini disusul oleh adanya yang mengalami lebih dari satu tingkat sekolah tersebut. Pada jenis bullying dan perlakuannya, sebagian besar mengalami bullying verbal (78%) dengan dominan pada bentuk penghinaan terhadap fisik atau body shaming (22%) serta sebagian kecil bullying fisik (12%) dengan pemukulam (4%), bullying sosial (6%) dengan dikucilkan (6%) dan dua bullying sekaligus. Sebagian besar mengalami tidak percaya diri atau insecure (59%), adanya rasa takut untuk bersosialisasi (20%), dan dampak positif dengan menjadi lebih kuat daripada sebelumnya (39%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami bullying pada tingkat SD dan SMP. Pada dampak terbagi menjadi dampak jangka pendek, panjang dan positif. Dengan demikian, baik orang tua, pemerintah maupun masyarakat luas agar lebih sadar dan peka terhadap permasalahan bullying yang kian terjadi.

Sosialisasi pada saat manusia bertumbuh dewasa harusnya ialah saat yang menyenangkan dan berkesan. Namun hal tersebut dirusak dengan adanya tindakan tidak terpuji yaitu bullying. Di masa sekarang ini seringkali kita mendengar mengenai bullying. Bullying ini erat kaitannya dengan kenakalan remaja, dan dapat berupa penghinaan, ejekan, bullying, penolakan, intimidasi bahkan penganiayaan (Misnaini, 2016). Bahkan menurut KPAI angka korban bullying dalam kurun waktu 9 tahun, dari 2011 hingga 2019 tercatat ada 2.473 laporan dan trennya terus meningkat hingga kini.

Bullying ini bertujuan mendapatkan keuntungan atau kepuasan tertentu. Keunggulan atau kepuasan ini dapat berupa “kehati-hatian”, yaitu pengakuan atau pujian dari orang lain. Menurut data pengaduan bullying di KPAI, seperti gunung es karena dalam 9 tahun terakhir terus meningkat, yakni dari 2011 hingga 2019 terdapat 2.473 laporan. Padahal telah banyak digalakkan aksi #AntiBullying dan edukasi pemahaman serta kesadaran tentang bullying namun angka tersebut terus meningkat.

Menurut Priyatna, bullying merupakan sebuah bentuk kekerasan anak (child abuse) yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang oleh orang-orang yang menganggap bahwa dirinya “superior” dibandingkan orang lain yang mereka anggap rendah dan lemah, untuk mendapatkan keuntungan atau kepuasan tertentu. Keuntungan atau kepuasan tersebut dapat berwujud menjadi sebuah “pride” yakni sebuah pengakuan atau pujian dari orang lain yang ditujukan kepada dirinya. Dalam hal ini, pride bisa saja dilakukan apabila cara-cara untuk mendapatkannya dilakukan secara benar. Namun sangat disayangkan, untuk mendapatkan pengakuan serta pujian tersebut, para pelaku menggunakan cara-cara yang menyimpang dari seharusnya yakni dengan menindas orang lain yang mereka anggap masih berada dalam posisi dibawahnya.

Disisi lain tindakan bullying ini akan membawa dampak yang dapat dirasakan oleh korban, baik dalam jangka pendek hingga panjang yang dapat memengaruhi aktifitas serta jalannya kehidupan mereka. Juga Dampak yang ditimbulkan bullying tidak main-main efeknya, seperti memicu tumbuhnya rasa tidak percaya diri, minder dan insecure, tidak bisa mengontrol diri untuk selalu memikirkan perbuatan-perbuatan para pelaku (overthinking) yang menyebabkan terganggunya berbagai aktivitas, malu ataupun takut untuk bersosialisasi dengan orang lain, merasa stress, depresi hingga tidak jarang ditemukan kasus bunuh diri pada korban bullying karena merasa sudah tidak kuat lagi untuk menghadapi bullying yang ditujukan kepadanya.

Masyarakat disini berperan penting untuk mencegahnya, bisa secara langsung maupun melalui platform media sosial seperti instagram, twitter, youtube, dan lain sebagainya. Sebagian besar korban bahkan tidak mengerti penyebab mereka mengalami bullying. Mereka tidak berani melaporkan bullying karena merasa malu atau takut jika tidak ada yang percaya, meski beberapa orang masih berani melaporkannya. Meski sudah ada laporan, kadang pelaku masih tidak menghalangi atau bahkan melakukan intimidasi terhadap korban karena merasa korban berani melaporkan. Akibat kejadian ini, semakin banyak orang yang tidak mau melapor karena takut bullying akan lebih parah dari sebelumnya. Disisi lain yang menyedihkan ialah pelaku tidak merasa menyesal dan bersalah karena melakukan perilaku asusila tersebut. Bahkan, pelaku kerap menyalahkan dan menyalahkan kepribadian korban.Tindakan bullying seperti ini akan berdampak pada korban dalam jangka pendek hingga jangka panjang, yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kehidupan mereka. Juga, mereka yang pernah mengalaminya tidak akan pernah melupakan kejadian yang dialaminya

Berdasarkan uraian tersebut, maka karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui perilaku bullying dan dampaknya terhadap korban yang pernah mengalami bullying pada masa sekolah dasar dan menengah serta memberi informasi kepada masyarakat mengenai pengetahuan bahaya dan dampak yang bisa memengaruhi hajat hidup korban yang dapat menimbulkan kematian yang akan disebabkan dari adanya bullying. Diharapkan juga dapat menginspirasi orang banyak untuk tergerak mengambil peran dalam upaya penuntasan bullying serta menghentikan tindakan bullying yang sedang marak terjadi saat ini.

METODE 

Penelitian berjudul Dampak Bullying Terhadap Korban Pada Mahasiswa ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menggambarkan suatu gejala, fakta atau realita yang ada di lapangan. Metode penelitian kualitatif ini berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan tersebut dalam kehidupan.

Secara jelas, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan metode yang ada. Berdasarkan dari pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berusaha untuk menggambarkan realita kegiatan yang dilakukan serta melakukan penafsiran terhadapnya untuk mencari pengaruh atau dampak kegiatan tersebut dalam kehidupan. Dan pada penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai jumlah mahasiswa yang pernah mengalami bullying dan dampak yang dirasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun