Mohon tunggu...
Razqiatunisa
Razqiatunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

The Monster Study: Eksperimen Psikologi yang Menginspirasi Kesadaran Etika Penelitian

15 Oktober 2024   14:16 Diperbarui: 15 Oktober 2024   14:29 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"The Monster Study," atau "Studi Monster," merupakan sebuah eksperimen psikologi yang dilakukan pada tahun 1939 di Amerika Serikat. Dipimpin oleh psikolog Wendell Johnson dari University of Iowa, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek berbagai terapi pada anak-anak dengan gangguan bahasa dan komunikasi. Meskipun tujuan awalnya adalah untuk meningkatkan pemahaman kita tentang gangguan bicara, namun eksperimen ini telah menjadi contoh klasik bagi pelanggaran kode etik dalam penelitian.

Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Iowa dan melibatkan 22 anak yatim piatu dari panti asuhan veteran di daerah tersebut. Usia anak-anak ini berada di rentang 5--15 tahun. Mereka dipilih karena memiliki potensi gangguan bicara atau gagap, meski tidak semua anak tersebut benar-benar mengalami gangguan tersebut.


Desain Penelitian

Desain penelitian ini melibatkan dua jenis kelompok: kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol diperlakukan dengan terapi "positif," artinya mereka diberikan komentar positif dan dukungan untuk meningkatkan kemampuan bicara mereka. Sementara itu, kelompok eksperimen diperlakukan dengan terapi "negatif." Para peneliti memberikan kritik dan komentar negatif tentang ucapan anak-anak ini, serta menekankan setiap kesalahan pidato mereka.

Prosedur Eksperimen

Anak-anak yang berpartisipasi tidak mengetahui bahwa mereka sedang menjadi subjek eksperimen. Mereka percaya bahwa mereka sedang menjalani terapi yang akan berlangsung selama 4 bulan, mulai Januari hingga Mei 1939. Anak-anak ini diminta untuk melakukan pidato, dan para peneliti memberikan skala evaluasi dari 1 hingga 5 untuk menilai fluency bahasa mereka. Skala 1 menandakan fluency yang rendah, sedangkan skala 5 menandakan fluency yang tinggi.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dalam kelompok eksperimen mengalami dampak negatif yang signifikan. Mereka mulai menunjukkan gejala kecemasan, terutama karena rasa malu yang menyebabkan mereka berbicara dengan hati-hati dan mengoreksi setiap ucapan secara obsesif. Akibatnya, perilaku mereka berubah menuju penarikan diri, dan nilai sekolah mereka menurun.

Pelanggaran Kode Etik

Eksperimen ini sering dipuji sebagai pelanggaran kode etik yang parah. Saat itu belum ada aturan formal yang mengatur tentang informed consent dalam penelitian psikiatrik. Oleh karena itu, banyak aspek dari desain penelitian ini yang melanggar prinsip-prinsip dasar etika penelitian modern. Misalnya, anak-anak tidak diberitahu bahwa mereka sedang menjadi subjek suatu eksperimen, dan mereka tidak memberikan persetujuan informasi yang sah. Ini membuat penelitian tersebut sangat kontroversial dan dianggap tidak etis.


Konsekuensi dan Pengakuan

Setelah eksperimen ini menjadi rahasia umum, University of Iowa secara terbuka meminta maaf atas studi tersebut pada tahun 2001. Kejadian ini menyoroti pentingnya adopsi standar etika yang kuat dalam penelitian akademik untuk melindungi hak dan integritas subyek penelitian.


Kesimpulan

The Monster Study merupakan contoh nyata tentang betapa pentingnya adherensi pada kode etik dalam penelitian psikiatrik. Meskipun tujuan awalnya adalah untuk meningkatkan pemahaman kita tentang gangguan bicara, namun eksperimen ini telah menjadi simbol pelanggaran moral dan profesionalisme dalam bidang penelitian. Kita belajar dari kesalahan silam ini untuk memastikan bahwa penelitian masa depan dilakukan dengan transparansi, kerelaan, dan respektivitas yang sepenuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun