Penulis : Razka Adnan Pratama & Ilham Baihaqi, Mahasiswa Geografi FMIPA UI
Pencemaran air merupakan permasalahan lingkungan yang serius dan terus berlanjut di Indonesia, terutama di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi seperti Jabodetabek. Depok, sebagai bagian dari Jabodetabek, juga tak luput dari masalah ini. Sungai-sungai yang dulunya menjadi sumber kehidupan kini berubah menjadi aliran limbah yang mengancam kesehatan dan kelestarian lingkungan. Pesatnya pertumbuhan penduduk, urbanisasi yang tidak terkendali, dan aktivitas industri menyebabkan peningkatan beban pencemaran pada badan - badan air di Depok. Situasi ini menuntut perhatian serius dan aksi nyata dari seluruh elemen masyarakat, mulai dari individu hingga pemerintah.
Setiap orang berhak mendapatkan dan menggunakan air bersih untuk semua kalangan, namun di zaman sekarang ini air bersih sudah langka kita temui karena banyak tempat penampungan air alami yang sudah tercemar oleh limbah industri pabrik yang tidak bertanggung jawab untuk mengurus sisa limbahnya dengan baik dan tepat. Salah satunya yang sudah tercemar ialah Situ Rawa Kalong. Situ Rawa Kalong, yang terletak di Kelurahan Curug, Cimanggis, Depok, merupakan sebuah danau yang berada di dekat kawasan industri dan permukiman padat penduduk. Letaknya yang bersebelahan dengan pabrik membuat danau ini rentan terhadap pencemaran, karena limbah dari pabrik berpotensi dialirkan langsung ke danau melalui saluran pembuangan.
Berdasarkan Penelitian Frisilia Dewi Mahasiswa FMIPA UI Tahun 2016, penelitian ini menemukan bahwa nilai pH air di daerah Situ Rawa Kalong berkisar antara 3,4 (sangat asam) hingga 7,9. Kondisi ini menunjukkan bahwa limbah cair dari kawasan industri telah memengaruhi kualitas air. Banyak warga di sekitar Situ Rawa Kalong masih mengandalkan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, hingga konsumsi air minum. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa air di sumur yang berada di zona tercemar tidak lagi layak untuk dikonsumsi. Air yang asam dan memiliki konduktivitas tinggi dapat mengandung logam berat dan zat-zat kimia yang membahayakan tubuh manusia. Konsumsi air tercemar dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk keracunan logam berat dan penyakit kronis lainnya.
Pengelolaan situ perlu dilakukan untuk mengurangi pencemaran dan menjaga kelestarian situ untuk mendukung ekosistem Kota. Sumber pencemaran pada air berdasarkan karakteristik limbah yang ditimbulkan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu sumber limbah domestik dan sumber limbah non domestik. Sumber limbah domestik adalah limbah yang berasal dari daerah pemukiman penduduk. Sedangkan sumber limbah non domestik berasal dari kegiatan pertanian, peternakan atau kegiatan yang bukan berasal dari pemukiman seperti pabrik (Sakti, Hendrawan, Hadisoebroto, 2021).
Menurut data, saat ini Kota Depok dapat memproduksi sekitar 1.578 ton sampah setiap harinya, dan dari tingginya jumlah tersebut hanya sekitar 800 ton sampah yang dapat dikelola, hal tersebut membuktikan bahwa pengelolaan sampah di Kota Depok masih kurang optimal dikarenakan keterbatasan infrastruktur salah satu faktornya yaitu Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang masih terbatas kapasitasnya untuk menampung dan mengelola sampah. Selain itu, fasilitas dan teknologi yang belum merata juga menjadi faktor yang berperan untuk mengelola sampah dikarenakan masih belum optimal dalam menerapkan sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Namun, pada tahun 2022 Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan revitalisasi situ rawa kalong. Situ rawa kalong ini direvitalisasi sejak tahun 2020 dengan anggaran Rp 20 miliar selama tiga tahun yang mana revitalisasi ini bertujuan agar Situ Rawa Kalong tidak hanya sebagai ruang publik, dapat juga digunakan untuk tempat wisata yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi masyarakat Depok.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyatakan bahwa revitalisasi Situ Rawa Kalong difokuskan pada peningkatan aksesibilitas. Sebelumnya, situ ini sulit dijangkau dan minim fasilitas. Kini, dengan akses yang mudah dan penambahan fasilitas seperti panggung apung pertama di Indonesia, Situ Rawa Kalong menjadi tempat yang nyaman dan instagramable, khususnya bagi kaum muda yang gemar berswafoto.Â