Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang selalu menyalahkan orang lain atas kesalahannya?, mereka selalu mencari kambing hitam untuk menutupi kekurangannya. Mereka tidak mau bertanggung jawab atas tindakannya dan selalu mencari alasan untuk menghindari konsekuensi atas perbuatannya.
Orang-orang seperti ini adalah juara dalam menyalahkan orang lain. Mereka adalah pecundang dalam mengakui kesalahan. Mereka tidak memiliki keberanian untuk bertanggung jawab atas tindakannya dan selalu mencari cara untuk melarikan diri dari tanggung jawab.
Kebiasaan menyalahkan orang lain ini adalah kebiasaan yang buruk dan tercela. Kebiasaan ini dapat merusak hubungan dengan orang lain, menghambat kemajuan, dan menimbulkan stres. Oleh karena itu, penting untuk belajar bertanggung jawab atas tindakan dan berani mengakui kesalahan.
Dalam Islam, kebiasaan menyalahkan orang lain atas kesalahan diri sendiri merupakan sifat yang tercela dan dibenci Allah SWT. Sifat ini menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab dan keengganan untuk introspeksi diri.
Orang yang selalu menyalahkan orang lain atas kesalahannya bagaikan pecundang yang tidak berani mengakui kekurangannya. Mereka terperangkap dalam kebohongan dan ilusi, menutupi diri dari kenyataan dan tanggung jawab.
Islam mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang berani mengakui kesalahan, bertanggung jawab atas tindakan, dan selalu berusaha untuk introspeksi diri. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat" (HR Ibnu Majah).
Selain itu, setiap manusia dilahirkan dengan fitrah yang baik. Namun, lingkungan dan orang tua dapat memengaruhi akhlak dan keyakinan seseorang. Orang tua yang selalu menyalahkan orang lain akan mencontohkan perilaku yang buruk kepada anak-anaknya. Rasulullah SAW bersabda, "Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah juga, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: tidak ada seorang manusia yang terlahir kecuali dia terlahir atas fitrah (kesucian seperti tabula rasa, kertas yang belum ditulis apapun, masih putih). Maka kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi. (HR. Abu Hurairah).
Mencoba menyembunyikan kesalahan adalah salah satu sifat buruk manusia, mereka enggan terlihat jelek di mata orang lain, terutama di hadapan orang-orang yang mereka hormati atau atasannya. Di tingkat tertentu, kecenderungan ini masih bisa dimaklumi. Satu contoh adalah ketika seseorang menyembunyikan kesalahan karena memang tidak layak untuk diperlihatkan. Allah Ta'ala pasti akan mengetahuinya. Menyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahan sendiri adalah kesalahan terbesar. Sebagai contoh, jika seseorang diberikan tugas atau posisi tetapi tidak mencapai tujuan yang diharapkan, mereka kemudian menyalahkan orang lain atau pengemban tugas sebelumnya.
Faktanya, hal ini banyak terjadi di sekitar kita, di mana seseorang dengan mudah menyalahkan orang lain untuk menutupi kelemahan-kelemahannya. Tentu saja sifat ini sangat tidak disukai dalam Islam, karena Islam mengajarkan setiap orang untuk bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya. Allah Ta'ala berfirman: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. al-Isra: 36).
Mengapa orang suka menyalahkan orang lain?
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada orang yang selalu menyalahkan orang lain atas kesalahannya? Mengapa mereka tidak mau bertanggung jawab atas tindakan mereka dan selalu mencari alasan untuk menghindari konsekuensi?. Â Ada beberapa alasan mengapa orang suka menyalahkan orang lain, antara lain :
- Ketakutan: Orang yang takut akan konsekuensi dari kesalahannya akan mencari cara untuk menghindari tanggung jawab. Menyalahkan orang lain adalah salah satu cara untuk menghindari konsekuensi tersebut. Misalnya bayangkan seorang karyawan yang terlambat datang ke kantor. Dia mungkin menyalahkan kemacetan lalu lintas atau alarmnya yang tidak berbunyi untuk menghindari teguran dari atasannya.
- Kurang percaya diri: Orang yang kurang percaya diri tidak yakin dengan kemampuan mereka sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan masalah sendiri, sehingga mereka menyalahkan orang lain. Misalnya seorang siswa yang gagal dalam ujian mungkin menyalahkan gurunya yang tidak mengajar dengan baik.
- Narsis: Orang yang narsis selalu ingin terlihat sempurna. Mereka tidak mau mengakui kesalahannya karena mereka ingin terlihat selalu benar. Misalnya seorang politisi yang membuat kebijakan yang salah mungkin menyalahkan media yang memberitakannya dengan cara yang negatif.
- Trauma: Orang yang pernah mengalami trauma di masa lalu mungkin memiliki kesulitan untuk mengakui kesalahannya. Trauma tersebut dapat membuat mereka merasa bahwa mereka tidak layak untuk diampuni. Misalnya seorang anak yang pernah dianiaya oleh orang tuanya mungkin menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi.
- Kebiasaan: Menyalahkan orang lain bisa menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. Orang yang terbiasa menyalahkan orang lain mungkin melakukannya secara tidak sadar. Misalnya seorang anak yang selalu dimarahi oleh orang tuanya mungkin terbiasa menyalahkan orang lain atas kesalahannya.
Apa dampak dari kebiasaan menyalahkan orang lain?
Kebiasaan menyalahkan orang lain dapat membawa dampak negatif bagi berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah 5 dampak dari kebiasaan tersebut:
- Merusak hubungan: Kebiasaan menyalahkan orang lain dapat merusak hubungan dengan orang lain, baik dalam hubungan personal maupun profesional. Orang yang terus-menerus disalahkan akan merasa frustrasi, marah, dan tidak dihargai. Hal ini dapat menyebabkan perselisihan, pertengkaran, dan bahkan keretakan hubungan.
- Menghambat kemajuan: Kebiasaan menyalahkan orang lain dapat menghambat kemajuan personal dan profesional. Orang yang selalu menyalahkan orang lain tidak akan pernah belajar dari kesalahannya dan terus mengulanginya. Hal ini akan menghambat perkembangan dan kemampuan mereka untuk mencapai potensi terbaiknya.
- Menimbulkan stres: Kebiasaan menyalahkan orang lain dapat menimbulkan stres bagi both the person blaming and the person being blamed. Orang yang selalu menyalahkan orang lain akan terus menerus merasa tertekan dan cemas karena takut ketahuan atau dikritik. Orang yang disalahkan pun akan merasa tertekan, frustrasi, dan marah.
- Menurunkan rasa percaya diri: Kebiasaan menyalahkan orang lain dapat menurunkan rasa percaya diri. Orang yang selalu menyalahkan orang lain akan terus menerus merasa tidak mampu dan tidak kompeten. Hal ini dapat membuat mereka ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan bertindak.
- Menciptakan lingkungan yang negatif: Kebiasaan menyalahkan orang lain dapat menciptakan lingkungan yang negatif dan penuh dengan ketegangan. Orang-orang di sekitar akan merasa tidak nyaman dan tidak aman. Hal ini dapat menghambat kerjasama dan komunikasi yang efektif.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghindari kebiasaan menyalahkan orang lain dan belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan dan perkataan kita. Kita harus belajar untuk introspeksi diri dan menerima kritik dengan lapang dada. Dengan demikian, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik, mencapai kemajuan personal dan profesional, dan menciptakan lingkungan yang positif dan kondusif.
Bagaimana cara mengatasi kebiasaan menyalahkan orang lain?
Kebiasaan menyalahkan orang lain atas kesalahan diri sendiri merupakan kebiasaan yang buruk dan dapat merusak hubungan dengan orang lain. Kebiasaan ini juga dapat menghambat kemajuan dan menimbulkan stres.
Selain itu, Allah Ta'ala melarang orang yang beriman mencari-cari kesalahan orang lain, sebagaimana dalam QS. Al-Hujurat berikut : Â "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain" (Al-Hujurat : 12)
Hal ini kemudian diperkuat dengan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Â Sebagaimana Rasulullah SAW bersabada "Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara"
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi kebiasaan tersebut:
- Sadarilah Kebiasaan Anda: Langkah pertama untuk mengatasi kebiasaan menyalahkan orang lain adalah dengan menyadarinya. Perhatikanlah kapan Anda mulai menyalahkan orang lain atas kesalahan Anda. Apakah Anda sering membuat alasan atau mencari kambing hitam? Apakah Anda merasa sulit untuk mengakui kesalahan Anda?
- Akui Kesalahan Anda: Setelah Anda menyadari kebiasaan Anda, cobalah untuk mengakui kesalahan Anda. Ini mungkin sulit, tetapi ini adalah langkah penting untuk mengatasi kebiasaan tersebut. Mengakui kesalahan berarti Anda bertanggung jawab atas tindakan Anda dan Anda bersedia untuk belajar dari kesalahan tersebut.
- Belajarlah dari Kesalahan Anda:Setelah Anda mengakui kesalahan Anda, cobalah untuk belajar dari kesalahan tersebut. Apa yang dapat Anda lakukan untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan? Apakah Anda perlu mengubah perilaku Anda? Apakah Anda perlu belajar keterampilan baru?
- Mintalah Maaf: Jika Anda telah menyakiti orang lain dengan kebiasaan Anda, mintalah maaf kepada mereka. Minta maaf dengan tulus dan jelaskan bahwa Anda sedang berusaha untuk mengatasi kebiasaan tersebut.
- Berlatihlah Bertanggung Jawab: Berlatihlah untuk bertanggung jawab atas tindakan Anda. Jangan mencari alasan atau menyalahkan orang lain. Bertanggung jawab berarti Anda siap untuk menerima konsekuensi dari tindakan Anda.
- Bergabunglah dengan kelompok pendukung: Ada banyak kelompok pendukung untuk orang-orang yang ingin mengatasi kebiasaan menyalahkan orang lain.
- Mengatasi kebiasaan menyalahkan orang lain membutuhkan waktu dan usaha. Namun, dengan tekad dan komitmen, Anda dapat mengubah kebiasaan ini dan menjadi orang yang lebih bertanggung jawab dan bahagia.
 Menyalahkan orang lain adalah kebiasaan yang buruk dan tercela. Orang yang selalu menyalahkan orang lain adalah pecundang dalam mengakui kesalahan. Mereka tidak memiliki keberanian untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan selalu mencari cara untuk melarikan diri dari tanggung jawab. Untuk itu, marilah kita menjadi orang yang bertanggung jawab dan berani mengakui kesalahan. Janganlah kita menjadi jagoan ngeles yang selalu mencari kambing hitam untuk menutupi kekurangan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H