* * *
“Yo, loe kapan mau nembak Sera? Gak bosan tiap hari cuma ngelamunin dia mulu?” kata Doni. Sore itu mereka berkumpul di kamarnya Hadi. Udah jadi kebiasaan kalau tiap sore kelima sahabat ini selalu bersantai di sana. Rumah Hadi sudah seperti jadi basecamp bagi mereka.
“Iya, Yo. Kayaknya Sera juga suka tu sama loe. Kan hampir tiap hari juga loe bbman sama Sera.” Aga menambahkan. Rio cemberut mendengarnya.
“Males ah bos. Palingan juga Sera cuma nganggap gua sahabat. Gua gak mau masuk lubang yang ketiga kalinya.”
“Coba aja dulu Yo, kan loe belum nembak dia secara langsung.” kata Aga lagi.
“Iya, Yo. Gue setuju dengan Aga. Emang sih dulu loe pernah nembak Sera, tapi kan cuma lewat sms dan telepon.” tambah Doni.
“Dan dua-dua nya ditolak.” sahut Rio cepat.
“Ya wajarlah ditolak, mana ada cewek yang mau terima kalau si cowok nembaknya lewat sms ataupun telepon. Dikiranya nggak ada keseriusan kali dari loe.” Nazar ikut nimbrung.
“Dan buktinya Sera nggak menjauh dari loe kan. Kalau dia gak suka sama loe, pasti dia akan merasa nggak nyaman dengan loe yang udah nembaknya dua kali.” tambah Nazar lagi. Yang lain mengangguk mengiyakan.