Mohon tunggu...
Abdul Razak M.H. Pulo
Abdul Razak M.H. Pulo Mohon Tunggu... -

Seorang dokter, kini bertugas di Bener Meriah, Prov. Aceh. Akan menjalani Residen Ilmu Penyakit Dalam di FK Unsri Palembang Juli 2011. Mantan Pengurus Forum Lingkar Pena Aceh, Alumni Sekolah Menulis Do Karim. Anggota Forum Penulis Aceh DIWANA.Cerpen dan Puisi dimuat media lokal dan nasional.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tatapan Matamu, Laila

17 September 2010   14:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:10 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matamu sungguh sempurna, Laila. Mata yang memancarkan pesona surgawi, melengkung dalam nirwana cinta. Cahaya matamu melebur segala ilusi, melunturkan seluruh emosi, meluruhkan semua dengki. Tatapanmu mengingatkanku pada hari hari yang telah berlalu, saat mencumbui kekasih hati. Sungguh aku rindu, beradu pandang denganmu, ingin kuselami jiwamu (lagi), yang aku yakin, tak akan kutemukan dasarnya meski telah berpuluh tahun aku cemplungkan diri di kedalaman tak terhingga, sampai napasku berhenti, sampai tubuh ini pecah oleh tekanan samudra jiwamu. Salahkan aku menginginkan itu, Laila? Tatapan matamu tidak seperti busur panah, tapi bagai kilat yang melesat dengan kecepatan cahaya. Seketika menembus ruang dan waktu, juga menembus jiwaku yang hampa. Berlayar aku ke berbagai pulau, mengejar lesat tatapanmu, Laila. Terbang aku ke berbagai negeri, menelusuri lesat tatapanmu itu. Terkadang, aku bisa merasakan bekas bekas tatapmu di satu dua pulau, terekam pada garis garis usia kayu, juga pada kicau kicau burung. Sungguh indah, kicau kicau mereka telah dirasuki kilasan tatapmu, terlihat dari warna aura tubuh mereka saat bernyanyi menjelang senja, juga di kepak sayap mereka tatkala ingin bercinta. Aku masih terus saja mengejar tatapan itu, Laila. Namun, hingga kini hanya kutemukan jejak tatap yang kau tinggalkan di satu dua pulau saja. Bener Meriah, 5 Februari 2010 Sumber gambar: www.tourinord.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun