Mohon tunggu...
Razaf Pari
Razaf Pari Mohon Tunggu... -

Prospective Undergraduate Psychology

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Lumen Histoire) Sejarah dan Seputar Pemikiran Manusia

18 September 2014   04:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:22 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari semua lingkup bidang studi psikologi, studi yang memiliki sejarah terpanjang diantara studi-studi yang lain adalah studi psikologi kognitif, diawali dari para filusuf yang bertanya mengenai asal muasal pengetahuan dan bagai mana pengetahuan tersebut ditampilkan dalam pikiran. Teori-teori kuno umumnya hanya membahas tentang letak pikiran dan memori yang kata Aristoteles letak pengetahuan tersebut berada berada di jantung. Namun Palto tidak menyetejui letak pengetahuan tersebut berada di jantung, Ia berpendapat bahwa letak pengetahuan yang di simpan itu berada di otak.

Ada dua perspektif yang berkaitan dengan bagaimana pengetahuan di tampilkan dalam pikiran, Perspektif empiris yang memandang bahwa pengetahuan itu didapatkan melalui pengalaman-pengalaman kehidupan seseorang yang telah tersimpan. Berbeda dengan perspektif nativis yang beranggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh manusia itu telah dibawa olehnya sejak lahir yang sudah tersimpan pada karakteristik genetis dalam otak.

Abad ke-18 atau yang biasa dikenal sebagai Abad Pencerahan merupakan sebuah zaman dimana pada saat itu terjadi perubahan yang sangat besar dalam bidang teknologi, sosial, politik maupun ilmu pengetahuan. pada abad ke-18 ini ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga akhirnya muncul lah berbagai cabang ilmu yang di cetuskan di abad ini. Pada abad ke-19 mulai terjadi banyak perdebatan antara para tokoh-tokoh pemikir yang masing-masing mempunyai kepercayaan pada alirannya sendiri. Salah satu perdebatan yang mungkin merupakan yang terbesar di abad ini adalah perdabatan antara pengikut aliran Strukturalisme dengan pengikut aliran fungsionalisme.

Para pemikir yang merupakan pengikut dari aliran strukturalisme mendukung bahwa studi pengalaman indrawi itu melalui introspeksi, mereka meyakini bahwa studi ini sangat berkaitan dengan introspeksi. Introspeksi merupakan cara menetap kedalam, tepatnya pada kepingan informasi yang melewati kesadaran (sensasi). Berbeda dengan para pemikir yang merupakan pengikut dari aliran fungsionalisme, mereka meyakini bahwa yang terpenting dari sebuah pengetahuan itu adalah fungsinya. Fungsionalisme itu sendiri memahami apa yang dilakukan manusia dan mengapa mereka melakukannya, artinya mempelajari proses bagaimana dan kenapa pikiran bekerja.

Psikologi kognitif memiliki sejarah yang sangat panjang dibandingkan dengan studi psikologi yang lainnya, begitu juga ruang lingkupnya yang mungkin salah satu yang terbanyak dibandingkan dengan studi yang lainnya. Seputar psikologi kognitif ada beberapa macam pokok bahasan yang dibahas didalamnya, ruang lingkup psikologi kognitif ini meliputi (1) Neurosains Kognitif; yang membahas mengenai otak dan sistem syaraf manusia, (2) Persepsi; pendeteksian dan penginterpretasian stimulus sensoris, (3) Rekognisi Pola; kemampuan untuk mengabstraksikan dan mengorganisasikan stimulus menjadi skema terorganisir, (4) Perhatian; pemusatan usaha mental, (5) Memori, (6) Representasi pengetahuan, (7) Pembayangan/Imagery, (8) Bahasa; sistem komunikasi dengan simbol, (9) Psikologi Perkembangan, (10) Emosi, dan (11) Kreatifitas.

Psikologi Kognitif ini sangat perlu untuk di pelajari karena kognisi merupakan satu bagian utama psikologi manusia, kognitif juga merupakan pengaruh psikologi meluas pada bidang psikologi lain (pendidikan, sosial, dan kesehatan), dan juga untuk meningkatkan kinerja manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun