"Indahnya seperti di Bali," kataku ketika melihat pemandangan di waktu surya hendak terbit. Terasering berjejer rapih nan indah dihiasi awan oren, juga dinginnya udara yang menusuk ke tulang. Petani berjalan menenteng cangkul di pundak seraya melirik setiap sawah yang dilewati. Tatapan kosongku mengringi lantunan kalimat pujian kepada sang pencipta teriring kala itu.
Simpen Kidul, sebuah Desa yang arti dalam bahasa Indonesianya 'Simpan' berada di ujung barat Kabupaten Garut yang masuk wilayah kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa barat. Berbatasan langsung dengan kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung membuat sungai-sungai dan saluran air di Simpen Kidul hampir tak pernah kurang. Menurut petani, Limpahan air tersebut menjadi anugerah karena petani tak perlu memutar otak lagi karena sawahnya kekeringan.
Simpen Kidul mempunyai keindahan berupa alam dan masyarakatnya. Layaknya Bali, Simpen Kidul mempunyai keindahan, salah satunya di sana berjejeran sawah yang sangat indah dipandang, apalagi saat padi berwarna hijau kekuning-kuningan. Tak hanya itu, ramah dan guyubnya warga di Desa Simpen Kidul membuat setiap orang yang berkunjung ke sana dibuat betah dengan perilaku warganya.
Â
Sama dengan artinya, Simpen menurutku mempunyai simpanan keindahan alam yang melimpah. Simpen Kidul, yang konon dahulu lokasinya pernah dipakai untuk syuting film 'Si Kabayan' sekarang menjelma menjadi sebuah Desa yang ramai dikunjungi wisatawan. Setiap libur akhir pekan, pasti ada saja wisatawan lokal yang ingin menikmati keindahan Simpen dengan menyewa villa. Mereka memilih Simpen Kidul karena ingin melihat hijaunya sawah setelah bekerja dengan keras di kota.
Sawah dan teraseringnya adalah tampilan depan yang terlihat, di dalamnya masih banyak keindahan-keindahan lain yang mesti didapatkan oleh pengunjung. Sungai bersih, pohon rindang, sejuknya udara, ramahnya warga ketika berkendara tentu menjadi 'santapan' warga sehari-hari di sana.
Menurutku, healing paling puoll adalah ketika bangun pagi ya kita lihat pemandangan, apalagi pemandangannya sawah terasering seperti di Bali. Yaa bayangin deh, kita kerja dari senin sampe jumat, pergi pagi pulang malam, pulang numpang tidur saja. Apa gak penat??? Nah, obat paling manjur dan menurutku ampuh ya dengan melihat pemandangan ketika libur dari aktivitas bekerja.Â
Sekolah, kantor desa, pasar, sawah dan gunung jadi mayoritas tujuan warga sewaktu pagi, yaa tentunya dengan berjalan kaki. Simpen Kidul pastinya menjadi pelopor Desa Wisata Ramah Berkendara, Festival Kreatif Lokal tak jarang menghiasi kegiatan Desa di sana, apalagi di waktu Agustus, anak muda sedang pusing-pusingnya memutar otak, kreasi kesenian apa yang akan ditampilkan.
Mulai tahun 2000-an banyak investor dari luar tertarik mendirikan bangunan di sana, baik villa, toko atau bahkan rumah. Sehingga pertumbuhan penduduk naik setiap tahunnya. Aku lihat banyak villa didirikan diatas sebuah terasering buatan petani. Menurut warga, ada positif dan negatifnya dengan banyak dibangunnya villa itu.
Positifnya, perekonomian warga dibuat mendadak naik ketika para wisatawan datang di waktu liburan. Sehingga hal tersebut tentunya menambah peluang pekerjaan bagi warga sekitar. Negatifnya, dengan banyak didirikan villa di atas terasering, membuat alam menjadi tidak lagi asri, sehingga pengairan sawah akan menjadi sulit.
Demi melengkapi destinasi wisata, pemerintah desa dan investor bekerja sama membangun sebuah kolam renang, sehingga harapannya bisa membuat warga dan pengunjung bisa menikmati hari liburnya dengan bersenang-senang. Komitmen dari desa dan investor sejalan dengan Adira Finance yang berkomitmen untuk membangun hubungan jangka panjang yang sehat dengan konsumen atau 'customer for life', serta sinergi dan kolaborasi yang kuat dengan mitra usaha, yang diyakini mampu mendukung kinerja perusahaan secara berkelanjutan. Â http://adira.id/e/fkl2022-blogger
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H