Mohon tunggu...
Rayza Ashgarie
Rayza Ashgarie Mohon Tunggu... Mahasiswa - 𝚿

special account for college assignment!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Kekerasan Seksual Melalui Kampanye Online

20 Desember 2021   19:27 Diperbarui: 20 Desember 2021   19:39 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kekerasan Seksual (cr to Canva)

Belakangan ini di media sosial kita ramai sekali pemberitaan mengenai kekerasan seksual pada perempuan. Sampai rasanya setiap hari berganti, bertambah pula kasus yang menyayat hati tersebut. Mendengarnya saja sudah membuat hati panas dan kesal. Diantara kita bahkan sampai tidak habis pikir, kenapa harus melakukan hal tidak manusiawi seperti itu, bagaimana bisa manusia bertindak segitu tidak pantasnya.

Per Oktober 2021, sudah sekitar 4.500 kasus kekerasan yang diadukan pada Komnas Perempuan. Dalam rentang sepuluh bulan dengan total kasus, kira-kira dalam sehari ada belasan kasus kekerasan seksual yang terjadi. Angka yang sangat menyakitkan. Pada tahun 2021 yang belum usai ini saja sudah ribuan kasus yang masuk dalam Komisi Nasional Anti Kekerasan pada Perempuan dan meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya, mengerikan membayangkan total kasus akhir tahun nanti. 

Angka menyeramkan tersebut hanya merupakan rangkuman yang mengadu, bayangkan diluar sana seberapa banyak orang yang enggan mengungkapkan kekerasan seksual yang dialami sebab khawatir akan dikecam, dihakimi, dijatuhi dan dicacimaki. Padahal, secara logika, mereka bagian dari korban yang seharusnya dilindungi, didengar dan didukung. 

Kekerasan seksual bisa terjadi ke siapa saja tanpa memandang latar belakang korban, sebagaimana pelaku pun tidak memandang hubungan sosialnya dengan korban. Benar saja saat ini kekerasan seksual tidak hanya orang asing sebagai pelaku, kekasih pun keluarga juga bisa. Bahkan dalam dunia maya, perempuan masih saja mungkin mendapatkan kekerasan seksual. Menyedihkan sekali rasanya tidak memiliki ruang aman untuk beraktifitas. 

Perlu diakui sudah semakin banyak orang yang memahami kekerasan seksual sehingga sudah tidak terlalu ditutupi. Namun, faktanya kekerasan seksual masih saja sulit dihapuskan sebab keyakinan tabu untuk membuka peristiwa ini, apalagi ketika perempuan yang menjadi korban. 

Padahal jelas bahwa kekerasan seksual terjadi karena pelaku yang tidak bisa menahan hasratnya, tapi justru korban yang menderita. Dampak bagi korban juga tidak main-main, secara fisik hingga psikologis akan menderita, apalagi jika tidak ada dukungan baginya. Lebih parahnya lagi, nyawa menjadi taruhan.

Dengan demikian, sangat penting untuk mengetahui isu kekerasan seksual ini bagi masyarakat umum agar mereka bisa mengulurkan tangan bagi para korban kekerasan seksual yang akhirnya berani terbuka kedepannya tanpa menghakimi mereka. 

Dengan kata lain, dibutuhkan edukasi seksual yang komprehensif, yang tidak hanya menjelaskan seksualitas dalam hal berhubungan badan, namun juga pada penghargaan bagi sesama manusia untuk tidak melakukan kekerasan seksual. 

Oleh karena itu, sebagai pemenuhan tugas akhir dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan sekaligus sebagai penyaluran keresahan kami pada kasus kekerasan seksual yang semakin banyak, kami memutuskan untuk menjembatani isu ini dengan melakukan kampanye online melalui sosial media instagram mengenai edukasi seksual yakni kekerasan seksual itu sendiri. 

Projek Kampanye Online/dokpri
Projek Kampanye Online/dokpri

Kampanye online dilakukan secara bertahap yakni selama dua hari yaitu sabtu (18 Desember 2021) dan minggu (19 Desember 2021) dengan dua kali unggahan dengan tiap unggahan berjumlah dua buah pembahasan. Unggahan pertama membahas mengenai makna dari kekerasan seksual (definisi dan consent), penyebab dan bentuknya. 

Hari selanjutnya dilanjutkan dengan mengunggah materi berisikan dampak dan juga video seruan kampanye mengenai kekerasan seksual. Diharapkan, melalui unggahan kami, dapat membuka banyak pandangan tentang kekerasan seksual sehingga semakin banyak orang yang mengerti dan mendukung korban kekerasan seksual kedepannya. 

Kampanye melalui postingan instagram/dokpri
Kampanye melalui postingan instagram/dokpri

Video Seruan Anti Kekerasan Seksual/dokpri
Video Seruan Anti Kekerasan Seksual/dokpri

Langkah ini mungkin terdengar kecil dan sederhana. Namun, kami percaya bahwa melalui niat dan usaha kecil, dapat menggerakkan orang lain. Lebih baik bergerak sekarang daripada harus mendengar berita menyakitkan kembali. Manusia harus memanusiakan satu sama lain, salah satu caranya adalah memahami, mengerti dan melindungi korban kekerasan seksual.

 

Bimbing dan didiklah anak laki - laki mu

Lindungi dan jagalah anak perempuanmu

Jaga tatapan yang membuat tidak nyaman

Jaga ucapan yang bisa menyakiti 

Jaga sikap agar tidak melecehkan

Mari ciptakan ruang aman tanpa memandang gender dengan mulailah menghargai satu sama lain dan tidak melecehkan. 

Mari hentikan siklus kekerasan seksual demi berkehidupan yang lebih baik untuk aku, kamu dan kita semua

Mari saling melindungi

Semoga kita semua selalu bahagia dan terlindungi!<3

---

Projek Kewarganegaraan Bidang Pendidikan (Edukasi Melalui Kampanye Online Anti-Kekerasan Seksual)

oleh Kelompok 7/A15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun