Mohon tunggu...
Muhammad Rayyan Naufal
Muhammad Rayyan Naufal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - pembalap

saya suka

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Penculikan Pilot oleh OPM

9 Maret 2023   08:23 Diperbarui: 9 Maret 2023   08:28 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Seorang pilot Susi Air bernama Kapten Philips Max Mehrtens, yang berasal dari Selandia Baru, telah disandera oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) di hutan Nduga, Papua. Pasukan gabungan TNI-Polri saat ini sedang berupaya menyelamatkan sang pilot dari kelompok yang dipimpin oleh Egianus Kogoya tersebut. Namun, kelompok separatis tersebut hanya bersedia membebaskan Kapten Philips jika permintaannya dipenuhi, yaitu barter dengan senjata dan uang tebusan dari pemerintah. Namun, permintaan ini ditolak mentah-mentah oleh TNI-Polri.

Upaya dalam membebaskan Kapten Philips masih dalam tahap negosiasi, karena metode ini dikedepankan untuk mencegah terjadinya jatuhnya korban jiwa dari kedua belah pihak, termasuk dari masyarakat Papua itu sendiri. Namun, TNI-Polri sudah bersiap jika langkah-langkah negosiasi gagal. Kelompok OPM juga telah menyatakan kesiapannya untuk menghadapi TNI-Polri apabila permintaannya tidak digubris oleh pemerintah. Namun, penyanderaan Kapten Philips oleh OPM menunjukkan bahwa kelompok ini tidak memiliki strategi yang matang untuk meraih tujuannya dan cenderung bergerak secara sporadis.

Dukungan bagi gerakan OPM sebenarnya tidak hanya berasal dari berbagai pihak di internal masyarakat Papua, tetapi juga datang dari dunia internasional atas dasar perlindungan hak asasi manusia bagi masyarakat Papua. Namun, penyanderaan Kapten Philips oleh kelompok OPM ini justru berpotensi menjadi backfire bagi kelompok tersebut, karena berkembangnya kasus penyanderaan ini menjadi urusan diplomatik yang berpotensi menghasilkan preseden dan narasi yang buruk bagi OPM di mata negara pendukungnya.

Presiden Sementara Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (United Liberation Movement for West Papua/ULMWP), Benny Wenda, meminta agar Kapten Philip dibebaskan, karena menilai bahwa Selandia Baru bukanlah ancaman bagi Papua Barat. Namun, seruan ini tidak diindahkan oleh kelompok TPNPB-OPM, yang menyebut bahwa mereka tidak mengakui Benny Wenda sebagai bagian dari mereka. Ketidakpaduan gerakan separatis ini juga dapat diamati dari banyaknya faksi-faksi dari OPM, yang meskipun arah perjuangannya sama, akan tetapi berbeda dalam hal pendekatan yang dilakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun