Tahukah kalian, bahwa berbagai makanan dan minuman yang kalian masukkan kedalam tubuh, dapat mempengaruhi emosi, baik itu negatif seperti stres, kecemasan, dan depresi ataupun positif seperti semangat, kebahagiaan, dan ketenangan. Pengaruh ini berasal dari bermacam-macam kandungan makanan yang didapatkan di dalamnya.
Bukan hanya itu, tetapi kandungan makanan juga dapat mempengaruhi perilaku makan kita, mulai dari pilihan makanan, jumlah konsumsi, dan waktu makan kita. Nah, ingin tau jenis kandungan makanan apa saja yang dapat mempengaruhi emosi, mood, dan perilaku, serta bagaimana mereka memengaruhi kita, mari kita bahas satu demi satu.
1. GulaÂ
Ditemukan bahwa mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula secara jangka panjang dapat mengurangi stres, kecemasan, meningkatkan resiko munculnya depresi dan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Semua ini terjadi karena adanya berbagai macam perubahan di dalam hipotalamus-hipofisis-adrenal. Kandungan gula, sukrosa dan fruktosa menyebabkan perubahan pada prefrontal cortex, amygdala, dan nucleus accumbens. Perubahan ini menyebabkan meningkatnya tendensi pleasure-seeking, sehingga memunculkan perilaku makan kompulsif (Jacques, et al., 2019).
2. Serat pangan
Makanan yang mengandung serat pangan, entah dari sereal, buah-buahan, sayuran, jamur, dan rumput laut, ataupun jenis lainnya, jika dikonsumsi dapat memunculkan depresi dengan tingkat yang berbeda-beda. Terjadinya perbedaan tingkat depresi yang muncul ini disebabkan karena dalam berbagai macam makanan, terdapat kandungan serat pangan dengan jumlah yang berbeda-beda.Â
Jumlah serat pangan tertinggi terdapat dalam rumput laut dan jamur, mengonsumsi dua jenis makanan ini dapat mengakibatkan prevelensi depresi yang lebih rendah. Sedangkan asupan serat pangan yang terdapat dalam sayuran memiliki jumlah serat pangan yang tidak signifikan, sehingga tidak akan ada pengaruh terhadap depresi.Â
Hal ini terjadi karena serat digunakan sebagai karbohidrat yang dapat diakses microbiota, yaitu sebuah jenis serat pangan yang dapat bermanfaat terhadap fisiologi manusia, sehingga dapat berdampak terhadap tingkat depresi manusia (Kim, Seohyeon, & Shin, 2020).
3. Cokelat
Mengonsumsi cokelat dapat meningkatkan mood dan emosi secara positif, seperti kebahagiaan. Peningkatan secara positif ini terjadi karena cokelat berinteraksi dengan sistem neurotransmitter, seperti dopamin, serotonin, dan endorfin, yang berkontribusi terhadap peningkatan mood, penguatan positif terhadap sistem reward, Â dan regulasi nafsu makan (Parker, Parker, & Brotchie, 2006).
4. KafeinÂ
Mnegonsumsi minuman ber-kafein dengan dosis 200 hingga 250 mg dapat meringankan mood, sedangkan kafein dengan dosis yang lebih tinggi, berkisaran 600 mg dapat meningkatkan ketegangan dan kecemasan terhadap individu.Â
Maka, dengan itu baiknya kita hanya mengonsumsi minuman ber-kafein secukupnya. Secara garis besar, kafein dapat mempengaruhi kewaspadaan dan rasa kantuk manusia.Â
Peningkatan kewaspadaan terjadi karena kafein meningkatkan tekanan darah sistolik, sehingga menyebabkan peningkatan terhadap detak jantung yang menyebabkan peningkatan kewaspadaan dan fokus (Institute of Medicine (US) Committee on Military Nutrition Research, 1994).
5. Omega-3
Omega-3 merupakan kandungan makanan yang sering didapatkan di dalam ikan. Asam lemak ini dapat mengurangi dan mencegah munculnya rasa depresi dan kecemasan, sehingga omega-3 dapat digunakan sebagai salah satu jenis terapi diet terhadap gangguan kecemasan dan depresi.Â
Asam docosahexaenoic yang merupakan salah satu asam lemak yang terdapat dalam omega-3 berkorelasi secara negatif terhadap perilaku-perilaku yang bersifat depresif (Su, Yutaka, & Pae, 2015; Larrieu & Layé, 2018).
6. Vitamin D
Vitamin D merupakan salah satu vitamin penting yang diperlukan untuk kesehatan fisiologis manusia. Bukan hanya fisiologis, tetapi vitamin D juga memiliki peran yang penting dalam kesehatan mental manusia. Jika seorang individu mengalami kekurangan vitamin D maka akan meningkatkan kemungkinan munculnya kecemasan, depresi, dan psikosis (Kozyra, et al., 2020).
Ada beberapa dasar mengapa vitamin D dapat memengaruhi depresi, salah satunya yaitu, karena vitamin D mengatur axis hipotalamus-hipofisis-adrenal, yang meregulasi berbagai neurotransmitter yang dapat mempengaruhi dopamin dan serotonin (Menon, Kar, Suthar, & Nebhinani, 2020).
Nah, telah selesai kita membahas berbagai macam kandungan makanan beserta efeknya. Setelah kita mengetahui tentang kandungan-kandungan makanan yang dapat mempengaruhi mood dam emosi kita, ada baiknya jika mulai sekarang kita mulai memperhatikan makanan dan minuman yang kita masukkan ke dalam tubuh, sehingga kita dapat memiliki hidup yang berkualitas dan sehat, baik mental ataupun fisik.
Tetapi, tahukah kalian bahwa sebaliknya juga dapat terjadi, mood dapat mempengaruhi pilihan makanan kita. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa orang yang sedang stress akan mengonsumsi makanan lebih banyak dan mengonsumsi makanan yang kurang sehat.Â
Sedangkan, orang yang memiliki gejala depresi akan meningkatkan konsumsi minuman manis, makanan ringan dan berlemak, serta hambatan dalam mengonsumsi makanan sehat, dan berbagai macam gangguan makan lainnya (Gibson, 2006).
Pada saat kita mengalami emosi positif, akan muncul kecenderungan untuk mengonsumsi makanan sehat. Sedangkan kecenderungan mengonsumsi makanan cepat saji akan muncul ketika kita sedang mengalami emosi negatif (Lyman, 1982).
Telah diteliti secara keseluruhan bahwa emosi negatif dapat meningkatkan atapun menurunkan konsumsi makanan, sedangkan emosi positif dapat meningkatkan masukan asupan makanan, serta telah diketahui bahwa beberapa emosi-emosi negatif ataupun positif, seperti kemarahan dan kesenangan dapat meningkatkan perilaku secara lebih besar dibandingkan emosi lainnya (Canetti, Bachar, & Berry, 2002).
Setelah saya mengetahui berbagai efek kandungan makanan, saya mencoba untuk memiliki self-control atas apa saja yang saya konsumsi. Dengan seiring waktu, ternyata self-control memiliki manfaat yang diluar dari yang saya perkirakan, yaitu dengan memiliki kontrol atas diri dan impuls terdapat peningkatan dalam perasaaan percaya diri. Hal ini, ditemukan dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa dengan memiliki kontrol atas diri sendiri dapat meningkatkan rasa percaya diri (Suhendri, Dwi Yuwono, Mungin, & Mulawarman, 2019).
Dengan pengetahuan ini, saya sendiri dapat menjalani hidup yang lebih berkualitas, dalam mental ataupun fisik, dengan mengonsumsi berbagai makanan dan minuman yang dapat membantu bermanfaat bagi manusia. Maka dari itu, sekali lagi saya berharap agar kita semua dapat mengonsumsi makanan yang berkhasiat bagi manusia mulai dari sekarang.
Perspektif Islam
Allah menyuruh kita untuk mengonsumsi makanan yang sehat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 168 dan 172. Suruhan dalam ayat-ayat ini diberikan agar kita dapat menjalani hidup yang sehat dan diridhoi oleh Allah SWT. Dalam ayat ini juga didapatkan larangan untuk menjauhi langkah-langkah setan, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang tidak halal, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membuat hidup kita menjadi sengsara.
Islam juga menganjurkan untuk makan dengan secukupnya dan melarang makan berlebihan dalam surah Al-A’raf ayat 31. Dengan melakukan makan secukupnya, kita dapat terhindar dari berbagai masalah makanan yang berlebihan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Daftar Pustaka
Canetti, L., Bachar, E., & Berry, E. (2002). Food and emotion. Behavioral Processes, 60, 157-164. Jurnal
Gibson, E. L. (2006). Emotional influences on food choice: sensory, physiological and psychological pathways. Physiol Behav, 1, 53-61. Jurnal
Institute of Medicine (US) Committee on Military Nutrition Research. (1994). Effects of Caffeine on Cognitive Performance, Mood, and Alertness in Sleep-Deprived Humans. In I. o. Research, & B. M. Marriott (Ed.), Food Components to Enhance Performance: An Evaluation of Potential Performance-Enhancing Food Components for Operational Rations (p. 20). Washington: National Academies Press (US). Retrieved from NCBI
Jacques, A., Chaaya, N., Beecher, K., Ali, S. A., Belmer, A., & Bartlett, S. (2019). The impact of sugar consumption on stress driven, emotional and addictive behaviors. Neuroscience & Biobehavioral Reviews, 103, 178-199. doi:https://doi.org/10.1016/j.neubiorev.2019.05.021.
Kim, C.-S., Seohyeon, B., & Shin, D.-M. (2020). Sources of Dietary Fiber Are Differently Associated with Prevalence of Depression. Nutrients, 12. Jurnal.
Kozyra, M., Zimnicki, P., Kaczerska, J., Śmiech, N., Nowińska, M., & Milanowska, J. (2020). THE EFFECT OF VITAMIN D ON MENTAL HEALTH – LITERATURE ANALYSIS. Journal of Education, Health and Sport, 10. doi:http://dx.doi.org/10.12775/JEHS.2020.10.08.048
Larrieu, T., & Layé, S. (2018). Food for Mood: Relevance of Nutritional Omega-3 Fatty Acids for Depression and Anxiety. Frontiers in physiology, 9, 1047. Jurnal
Lyman, B. (1982). The nutritional values and food group characteristics of foods preferred during various emotions. J Psychol, 121-127. Jurnal
Menon, V., Kar, S. K., Suthar, N., & Nebhinani, N. (2020). Vitamin D and Depression: A Critical Appraisal of the Evidence and Future Directions. Indian journal of psychological medicine, 42(1), 11-21. Jurnal
Parker, G., Parker, I., & Brotchie, H. (2006). Mood state effects of chocolate. Journal of Affective Disorders, 92(2-3), 149-159. Jurnal.
Su, K.-P., Yutaka, M., & Pae, C.-U. (2015). Omega-3 Polyunsaturated Fatty Acids in Prevention of Mood and Anxiety Disorders. Clinical psychopharmacology and neuroscience : the official scientific journal of the Korean College of Neuropsychopharmacology, 13(2), 129-137. Jurnal
Suhendri, Dwi Yuwono, P., Mungin, E. W., & Mulawarman. (2019). Study of Conformity Behaviour and Self-Confidence From Self Control Perspective. 1st International Conference on Education and Social Science Research, 287, 116-118. Jurnal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H