Mohon tunggu...
Rayyan Hasnan
Rayyan Hasnan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berbagi sesama

Mahasiswa sarjana jurusan Ekonomi Syariah IPB University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siswa Memiliki Semangat Tinggi, Kenapa SD Negeri Cikoneng Sepi?

16 Maret 2023   07:50 Diperbarui: 16 Maret 2023   07:53 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan, kamu dapat mengubah dunia" --Nelson Mandela.

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan, tidak terkecuali untuk anak-anak di Kampung Cibulao, Cikoneng, dan Rawa Gede. Berdirinya Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cikoneng sejak 1992 seolah menjadi angin segar bagi anak-anak di ketiga kampung tersebut, yang ternyata memiliki semangat tinggi untuk belajar. Pada awal pembangunan, SDN Cikoneng hanya memiliki 3 ruangan, namun saat ini telah bertambah menjadi 12 ruangan yang dimanfaatkan sebagai ruang kelas, ruang guru, ruang komputer, mushola dan toilet.

Sesuai dengan namanya, SDN Cikoneng terletak di Kampung Cikoneng yang berada di tengah-tengah antara Kampung Cibulao dan Rawa Gede. Cikoneng dianggap sebagai lokasi paling strategis dengan mempertimbangkan jarak tempuh anak-anak dari kedua kampung lainnya. Akan tetapi, meskipun sudah terletak di tengah-tengah, ternyata lokasi sekolah ini masih cukup sulit untuk diakses oleh anak-anak, baik dari Cibulao maupun Rawa Gede.

Akses jalan yang menghubungkan antara Cibulao, Cikoneng, dan Rawa Gede masih terbilang sangat buruk dengan jalan berbatu tajam dan tidak dilewati transportasi umum. Anak-anak dari Cibulao biasanya berangkat dan pulang sekolah dengan menumpang pada truk teh yang melewati sekolah. Sedangkan anak-anak dari Rawa Gede terpaksa harus berjalan kaki dan menempuh 50 menit perjalanan untuk sampai ke sekolah. Jika cuaca tidak mendukung, seperti turun hujan atau kabut terlalu tebal, anak-anak seringkali tidak datang sekolah. Hal ini menyebabkan sekolah menjadi sepi dan kegiatan belajar mengajar terpaksa ditiadakan.

Tidak hanya absennya anak-anak dari sekolah yang kerap kali menyebabkan sekolah menjadi sepi, ketidakhadiran guru dengan tepat waktu juga memberikan pengaruh yang cukup besar pada sepinya SDN Cikoneng. Seperti yang terjadi pada Rabu (01/03/2023) dimana saat anak-anak dari Kampung Rawa Gede sampai di sekolah, ternyata belum ada guru yang hadir. Hal tersebut menyebabkan anak-anak Rawa Gede memutuskan untuk pulang sehingga hari itu sekolah menjadi sangat sepi. Kejadian seperti itu ternyata sudah cukup sering terjadi.

Untuk meramaikan kembali SDN Cikoneng, peserta Six Universities Initiative Japan Indonesia (SUIJI) 2023 membuat beberapa program di sekolah. Pertama, pada Rabu (01/03/2023) peserta SUIJI membantu guru-guru untuk mengajar pelajaran sekolah seperti matematika dan basic bahasa inggris. Berdasarkan hasil wawancara singkat, Sarah (11 tahun) mengatakan bahwa mereka terbilang cukup jarang mendapatkan pelajaran bahasa inggris. Selain mengajar anak-anak SDN Cikoneng, peserta SUIJI 2023 juga mengajar paket B dan paket C yang ternyata juga dilaksanakan di SDN Cikoneng.

Pada Senin (06/03/2023), peserta SUIJI 2023 kembali ke sekolah untuk mengajar olahraga. Anak-anak SDN Cikoneng ternyata memiliki segudang prestasi khususnya pada perlombaan O2SN. Oleh karena itu, para guru SDN Cikoneng sedang mempersiapkan anak-anak untuk mengikuti O2SN khususnya pada cabang olahraga voli. Setelah mengajar olahraga, anak-anak SDN Cikoneng meminta untuk belajar di dalam kelas.

"Kak mau belajar dulu, mau matematika kak!" salah satu siswa berteriak dengan semangatnya sehingga peserta SUIJI 2023 memutuskan untuk mengajak anak-anak SDN Cikoneng belajar matematika dan bahasa Indonesia di kelas. Siang harinya, peserta SUIJI 2023 mengajar komputer kepada anak-anak paket C. Meskipun SDN Cikoneng memiliki 20 komputer, ternyata anak-anak baik (SD maupun paket) masih belum memiliki akses pada internet di sekolah sehingga komputer tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.

Hari terakhir atau tepatnya pada hari Selasa (07/03/2023), peserta SUIJI 2023 mengadakan cultural exchange dimana peserta SUIJI 2023 yang berasal dari Jepang mengajarkan anak-anak SDN Cikoneng cara membuat origami dan bahasa Jepang. Sedangkan, peserta SUIJI 2023 asal Indonesia memperkenalkan kembali mainan-mainan tradisional seperti yoyo, lompat tali, dan suling bambu. Cultural exchange tersebut sekaligus menjadi momen penutup dan perpisahan di SDN Cikoneng. Sebagai tanda terima kasih dan doa bersama bagi keberlanjutan SDN Cikoneng, peserta SUIJI 2023 memberikan kenang-kenangan dengan mengecat kembali ruang kelas 1. Harapannya, semoga semangat belajar anak-anak SDN Cikoneng tetap terjaga sehingga mereka mampu mencapai cita-citanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun